Berbagi Dalam Kebaikan

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Ahlan Wa Sahlan di Blog FKII

Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, ...

TFT PMLDK Sumbagut

Semoga FKII Selalu Berkarya.

Memahami Sastra Islam

Buku FKII Berkarya (Saat mentari Mulai Menyinariku) buku ini berisi Kumpulan Kisah pengalaman awal tarbiyah Kader2 FKII Asy-Syams.........

Muktamar FKII Asy-Syams ke XIV

Some block quote tests: Here's a one line quote. This part isn't quoted. Here's a much longer quote: Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. In dapibus. In pretium pede. Donec molestie facilisis ante. Ut a turpis ut ipsum pellentesque tincidunt. Morbi blandit sapien in mauris. Nulla lectus lorem, varius aliquet, ...

BUKU FKII Asy-Syams

I'm just a lowly contributor. My posts must be approved by the editor.Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, rhoncus at, convallis ut, eros. Aliquam pharetra. Nulla in tellus eget odio sagittis blandit. Maecenas at ...

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 4 komentar


Oleh: Yuni Lestari
Ku ucapkan terima kasih kepada Rabbku, pemilik nyawaku, atas segala limpahan rahmat dan karunia yang diberikanNya untukku, kedua orang tuaku yang sangat ku cintai selamanya, yang saat ini aku rindukan.
            Tak ada yang menyangka bahwa aku akan tumbuh disebuah desa kecil bernama Kepenuhan raya, tepatnya di Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan-hulu Riau, sebab orang tuaku bukanlah penduduk asli Desa itu, ayah dan ibu berdarah Jawa (Jawa Barat), sama seperti pendatang yang lainnya bertransmigrasi dan merantau untuk mencari peruntungan di  Desa itu.
            Aku tumbuh di Negeri Seribu Suluk, dimana masyarakatnya yang Homogen atau mayoritas beragama Muslim, dari jenjang Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sampai ketingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), aku disuguhi perlengkapan Sekolah berupa jilbab setiap hari, tepatnya aku sudah mengenal jilbab dari masa Kanak-kanak, tapi saat itu jilbab masih kuanggap aksesoris yang harus dipakai setiap hari ke Sekolah, ketika memakai jilbab aku sering mengeluh panas dan gatal pada Ibuku, Ibuku yang minim akan ilmu Agama hanya mampu memberikan penjelasan “ kalau tidak memakai jilbab nanti neng dihukum sama Ibu Guru loh “, perkataan Ibu cukup membuatku takut untuk tidak memakai jilbab ke Sekolah, sepulang Sekolah jilbab pun aku tanggalkan.
            Waktu terus berjalan, hingga pada akhirnya aku menapaki jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), tapi pada sa’at itu aku masuk ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang tak jauh dari rumahku, sedari hari pertama masuk ke MTs hingga hari-hari berikutnya, sepulang dari sekolah aku semakin sering memakai jilbab, pergi ke Pasar, ke rumah teman, kerumah tetangga, dll. Itupun dikarenakan malu dengan potongan rambut baruku, rambut yang gagal dipotong Ibu itu membuat wajahku menyerupai laki-laki.
            Meskipun niatku belum benar-benar beristiqomah, tapi mungkin inilah salah satu cara Allah untuk memperkenalkan jilbab kesetiap hariku, sejauh ini jilbab juga masih menjadi penutup rambutku yang gagal dipotong, bukan  benar-benar menjadi penutup Aurat, kini hari-hariku disibukkan dengan memakai jilbab, walaupun baju pas badan atau kaus bermanset dan celana jeans menjadi andalan. Aku sudah berniat untuk melepas jilbab saat rambutku kembali panjang nanti. Beberapa bulan kemudian rambutku sudah mulai terlihat panjang, hari itu sepulang Sekolah akupun akan berkunjung kerumah sahabatku dengan rambut panjang tergerai.
           
Tiba dihadapan cermin, kucoba menata rambut sedemikian rupa, tapi tak pernah ada rasa puas dan percaya diri, akhirnya kuputuskan untuk mengenakan jilbab usangku lagi, tiba-tiba ada senyuman didepan cermin, aku merasa manis dan sangat manis. Sejak saat itu niatku memakai jilbab adalah untuk mempermanis penampilan, masih bukan untuk menutup Aurat, karena penampilanku terbilang sangat jauh dari Syar’i, berbagai gaya jilbab pun menjadi buruan saat berbelanja, hobi baru mengoleksi jilbab Style yang  sama sekali masih jauh dari syarat dan ketentuan berhijab, aku belum mengenal hijab pada waktu itu, bahkan mendengar orang mengatakannya saja tak pernah.
            Masih dalam niat berjilbab untuk mempermanis penampilan, aku terbilang hanyut dimasa-masa Pubertas, masa itu ku isi hanya untuk bergaya, berpenampilan menarik dan berkenalan dengan lawan jenis, saling bertukar nomor Handphone dan masih banyak lagi, kondisi ini terus-menerus bertahan sampai aku memasuki jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang pada waktu itu orang tua mendaftarkan ku ke Madrasah Aliyah (MA).
            Ada sedikit demi sedikit perubahan pada diriku ketika bersekolah di MA, dimana aku mulai tertarik mengenakan rok ketimbang celana jeans, itu disebabkan kakak-kakak kelas yang mengenakan rok terlihat lebih manis dan anggun, hobiku pun sekarang adalah mengoleksi rok.
Akupun mulai aktif diberbagai Organisasi, mengikuti Ekstrakurikuler sekolah disore hari, malam-malam tertentu mengikuti IRMAS (Ikatan Remaja Masjid) di masjid-masjid sekitar rumah, dan sering mengikuti Training Motivasi, penampilanku pun sudah agak membaik, perpaduan kaus pas badan dengan rok dan jilbab tipis yang sudah mulai sedikit menutupi dada, tapi pergaulanku dengan lawan jenis masih belum ada perubahan.
Maraknya situs jejaring sosial Facebook menghipnotisku dan teman-teman untuk terus mengikuti perkembangan zaman, hari-hari ku tak pernah lepas dari akun Facebook, mulai dari mengupload status, mengupload foto-foto berjilbab dengan berbagai pose, mengAdd dan mengkonfrim pertemanan. Hal yang paling kusuka di Facebook adalah, ketika mengupload foto maka muncul “like” dan komen mereka tentang fotoku, tapi Allah tak membiarkan hambanya begitu saja, di Facebook aku dipertemukan dengan orang-orang yang Alim akan ilmu Agama, mereka terus menasehatiku tentang akibat foto yang di upload ke dunia maya, mereka sering Share atau men tag foto-foto yang bermanfaat disertai dengan catatan atau kisah-kisah penuh Inspiratif dari Funpage-funpage yang ada difacebook, mereka juga sering memberikan masukan tentang penampilan jilbabku, mereka menginginkan aku untuk berhijab, sedikit tersentak mendengar kata-kata hijab, karena jujur aku tak pernah tau dan paham apa itu hijab.

Dengan sabar dan penuh kasih sayang mereka memaparkan satu-persatu, mereka memberikan jawaban apa itu hijab ??, bagaimana cara berhijab ??, serta syarat dan ketentuan berhijab, subhanallah...
Aku bersyukur padamu yaa Rabb... yang telah menghadirkan mereka, yang telah mengisi kegalauan hati meskipun hanya lewat dunia maya. Sampai ada diantara mereka yang mengirimkan paket untukku, yang isi paketnya adalah 2 helai jilbab panjang dan lebar, serta 1 buku kecil kesayangannya yang berjudul “Easy Going, No Way ! Bikin hidupmu lebih terencana” karya Izzatul Jannah, ia bilang buku itu adalah untuk menopang semangat belajarku saat menghadapi Ujian Nasional nanti, Subhanallah Walhamdulillah...., mereka benar-benar mencintai karena Allah, meskipun tak pernah bertatap muka secara langsung dengan ku, sebegitu percayanyakah mereka padaku ??, lalu kapan aku akan percaya terhadap apa yang mereka katakan ??.
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar

oleh : Afdhal
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga Rasul dan orang-orang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat
QS Al Baqarah 2: 214
Sering kali kita mengeluh terhadap kerja-kerja dakwah yang dipikul karena menganggap bahwa apa yang dialami hari ini merupakan sesuatu paling berat dalam hidup, sehingga tidak sedikit seorang kader dakwah lemah menghadapi kondisi ini. Padahal Allah tidak akan menguji seorang hamba diluar batas kemampuannya. Jika kita membaca dan merenungi sejarah para sahabat dalam menyebarkan dakwah dimuka bumi ini, bisa dibayangkan bagaimana pengorbanannya, mereka mendapat cobaan berat, penderitaan, kelaparan, kesengsaraan dalam menjalaninya. Ini bisa menjadi cerminan bagi kader dakwah bahwa apa yang dialami hari ini merupakan pengulangan masalah lama yang akan terus ada bagi orang-orang yang mengambil jalan mulia ini.
Jika kita lihat kondisi hari ini, tidak sedikit kader dakwah ketika diberi amanah mereka merasa berat, berapa banyak kader dakwah ketika mendapat tekanan dari musuh-musuh dakwah langsung ciut dan tidak berdaya, berapa banyak kader yang tidak mau ikut membantu memasang baliho/spanduk/pamflet karena malas, tidak mau merekap data, tidak mau hadir syuro, tidak datang tasqif, malas datang halaqoh, tidak siap membina, membangkang dengan keputusan syuro, banyak cincong ini itu, banyak alasan jika diberi tugas, dll. Masih banyak fenomena yang nampak disekitar kita sebagai penerus risalah dakwah ini, kita menganggap diri ini lemah yang serba tidak sanggunp. Hati-hati dengan seringnya kita menolak atau melalaikan panggilan dakwah, karena itu adalah bentuk dari upaya syaitan untuk menjauhkan kita dari berbuat kebaikan dan meraih derajat tinggi di sisi Allah SWT. Tugas besar kita hari ini adalah berupaya untuk memaksimalkan pengorbanan baik dari segi harta, jiwa, bahkan nyawa sekalipun akan kita serahkan untuk Allah SWT. Allahu Akbar!
Janganlah kita mengeluh dengan apa yang dialami hari ini karena belum seberapa jika dibandingkan dengan orang-orang terdahulu. Sebagaimana Allah tegaskan dalam firman-Nya “… mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang dengan berbagai cobaan…”  yakinlah bahwa ujian itu selalu ada dan tetap ada sepanjang hidup ini. besar kecilnya sebuah cobaan tergantung kadar keimanan kepada Allah SWT. Mengeluh itu hal yang wajar namun tidak harus membuat kita lemah dan lari dari kenyataan yang dihadapi. Bukankah kita ingin mengharapkan surga Allah yang dibuat seluas langit dan bumi itu? Sesungguhnya surga itu bukalah barang murah, yang bisa didapatkan dengan pengorbanan sedikit atau dengan harga murah. Logikanya adalah barang mahal tentu harganya juga mahal, hanya orang-orang yang banyak uanglah yang mampu membelinya. Begitu juga dengan surga, yang hanya bisa dibeli dengan ketaqwaan kepada Allah, yang didalamnya begitu indah dan tidak tertandingi kemegahannya dengan apapun di dunia ini .
[ Read More ]