Berbagi Dalam Kebaikan

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Ahlan Wa Sahlan di Blog FKII

Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, ...

TFT PMLDK Sumbagut

Semoga FKII Selalu Berkarya.

Memahami Sastra Islam

Buku FKII Berkarya (Saat mentari Mulai Menyinariku) buku ini berisi Kumpulan Kisah pengalaman awal tarbiyah Kader2 FKII Asy-Syams.........

Muktamar FKII Asy-Syams ke XIV

Some block quote tests: Here's a one line quote. This part isn't quoted. Here's a much longer quote: Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. In dapibus. In pretium pede. Donec molestie facilisis ante. Ut a turpis ut ipsum pellentesque tincidunt. Morbi blandit sapien in mauris. Nulla lectus lorem, varius aliquet, ...

BUKU FKII Asy-Syams

I'm just a lowly contributor. My posts must be approved by the editor.Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, rhoncus at, convallis ut, eros. Aliquam pharetra. Nulla in tellus eget odio sagittis blandit. Maecenas at ...

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar

Begitu data/informasi sudah terkumpul, maka kamu harus segera menyusun tulisan berdasarkan bahan yang ada dan memformulasikannya menjadi sebuah proposal yang kemudian diajukan ke Masalah ini mungkin mewakili ribuan mahasiswa yang memiliki kesulitan dalam penyusunan skripsi mereka. Kesulitan yang seringkali dialami di antaranya kesulitan mencari judul untuk skripsi, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas, atau takut menemui dosen pembimbing. Kesulitan-kesulitan tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan stress, rendah diri, frustrasi, kehilangan motivasi, menunda penyusunan skripsi dan bahkan ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsinya. Kondisi ini banyak menimpa mahasiswa di semua fakultas dan jurusan, termasuk mahasiswa fakultas Psikologi. Hal ini tentu saja sangat merugikan mahasiswa yang bersangkutan mengingat bahwa skripsi merupakan tahap paling akhir dan paling menentukan dalam mencapai gelar sarjana. Selain itu usaha dan kerja keras yang telah dilakukan bertahun-tahun sebelumnya menjadi sia-sia jika mahasiswa gagal menyelesaikan skripsi. Pertanyaan kita kemudian adalah bagaimana menyiasati hal tersebut sehingga para mahasiswa ini dapat segera mulai menulis, tidak kehilangan motivasi dan segera dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Dalam artikel ini penulis mencoba untuk mengemukakan beberapa cara untuk menangani permasalahan-permasalahan yang seringkali dialami mahasiswa seperti yang tersebut di atas. Berikut ini adalah beberapa saran yang mungkin berguna untuk diikuti jika Sobat Nida termasuk dalam kategori mahasiswa yang mengalami masalah dalam penyusunan skripsi:

Perencanaan yang Matang
Dalam melakukan setiap kegiatan biasakan untuk merancang suatu rencana secara matang. Dengan perencanaan yang matang diharapkan tujuan akan lebih mudah dicapai. Hersey dan Blanchard (1995) mengatakan perencanaan adalah penyusunan tujuan dan sasaran serta penyusunan peta kerja yang memperlihatkan cara pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk memudahkan langkah pelaksanaan penulisan skripsi, maka mahasiswa dapat membuat suatu peta

Peta Kegiatan Penyusunan Skripsi 
Peta kegiatan yang dibuat harus dilaksanakan dengan disiplin, karena bila terlalu memberi toleransi pada diri sendiri maka semua yang ada di peta tersebut akan sia-sia. Sedangkan hal yang masih boleh ditoleransi adalah bila berhubungan dengan dosen pembimbing dan hal yang berhubungan dengan pengurusan surat-surat keterangan.

Motivasi Diri Sendiri
Mengapa motivasi penting? Untuk menjelaskannya kita dapat memakai teori dasar dari motivasi yang dikemukakan oleh Vroom (Dunnet, 1990) bahwa Prestasi (P) merupakan hasil dari Motivasi (M) dan Kemampuan/Ability (A) dengan model sebagai berikut P = M x A. Dengan model ini maka bila ada dua orang dengan kemampuan yang sama mengerjakan suatu tugas yang sama pula maka hasilnya bisa sangat berbeda. Misalkan Amir dan Budi sama-sama memiliki kemampuan 100, tetapi Amir memiliki motivasi 1 sedang budi memiliki motivasi 3 maka sesuai model diatas prestasi Amir hanya 100 sedangkan Budi 300. Terlihatlah sekarang betapa motivasi sangat berperan bagi prestasi seseorang. Untuk memotivasi diri tampaknya salah satu kalimat dalam suatu iklan produk yang berbunyi "Ayo kamu bisa", harus selalu menjadi pegangan kita. Berkatalah pada diri sendiri "Saya pasti bisa, karena saya mampu". Jangan anggap remeh kemampuan diri sendiri. Kita adalah manusia yang memiliki kemampuan yang luar biasa. Waktu kita sangat banyak, gunakan dengan efektif dan efisien. Dalam 1 minggu ada 7 hari, dalam 1 hari ada 24 jam. Bila kita mengganggap waktu sempit, berarti kita telah salah! Salah besar. Waktu kita dijadwalkan dengan batas waktu yang kita tentukan sendiri, jangan sampai waktu kita "terpaksa" dibatasi oleh fakultas, karena masa studi yang sudah hampir habis. Mulai hari ini cobalah memotivasi diri sejak berada di rumah. Buatlah diri kita merasa berharga dan berbahagia. Bawalah kebahagian itu kemana kita berada, baik ke kampus, ke kantor atau ke lingkungan manapun juga. Tapi bagaimana caranya? Itukah yang kamu tanyakan! Menurut DePorter dan Hernacki (2001), sebelum melakukan hampir semua aktivitas dalam hidup kita, baik secara sadar maupun tidak, kita akan bertanya pada diri sendiri tentang "Apa manfaat ini bagiku?". Pertanyaan "apa manfaatnya bagiku" tersebut terus kita tanyakan pada diri sepanjang hari untuk memilih alternatif-alternatif aktivitas yang akan dilakukan. Untuk lebih jelas dapat coba bayangkan hal berikut ini: Setiap pagi hari biasanya kita bangun tidur kemudian sembahyang subuh kemudian tidur lagi. Tetapi seharusnya akan lebih sehat bila kita bangun pagi shalat Subuh kemudian berolahraga pagi. Nah, kita harus menimbang kedua hal tersebut dengan menanyakan "apa manfaatnya bagiku?". Bila kita pilih tidur lagi, ada kemungkinan bakalan terlambat dalam perkuliahan karena bangun kesiangan. Bila memilih berolahraga pagi, badan akan terasa segar dan sehat dan kitapun dapat berangkat ke kampus tepat waktu. Dalam banyak situasi menemukan "apa manfaatnya bagiku" sama saja dengan menciptakan minat terhadap sesuatu yang akan kita kerjakan (DePorter & Hernacki, 2001). Untuk beberapa hal mungkin mudah sekali kita tertarik dan berminat melakukannya namun ada juga hal-hal yang harus dipaksa terlebih dahulu sebelum kita tertarik untuk mengerjakannya. Namun demikian, sesulit apapun sesuatu yang harus dilakukan, kita selalu dapat menemukan sesuatu hal menarik yang dapat memberikan motivasi bagi diri sendiri. Paling penting adalah bahwa kita sudah termotivasi untuk mempelajari suatu hal/informasi baru karena beberapa alasan. Hal inilah yang dapat membantu untuk menyelesaikan penulisan skripsi. Pada saat kita sudah termotivasi maka segala sesuatu akan terasa lebih ringan dan menyenangkan. Sedangkan rasa bosan dan malas dengan sendirinya akan musnah, bila kita sudah termotivasi dengan baik (istilah kerennya: motivasi menulis skripsi sudah terinternalisasi), dan kita sudah memahami apa manfaatnya menulis skripsi untuk kehidupan jangka panjang kita, maka kita akan lebih bersemangat.

Fokus pada Materi yang Disukai
Sebelum mulai menulis cobalah tanyakan pada diri sendiri: "Bidang apa dalam Psikologi (jika jurusannya Psikologi) yang sesuai dengan selera saya; Klinis, Perkembangan, Sosial, Olahraga, Pendidikan, Industri dan Organisasi atau yang lain?". Selanjutnya tentukan pilihan dan mulailah memilih topik yang sederhana dan gampang untuk mencari sumber bacaan atau informasi. Jangan menulis suatu topik yang terlalu luas, usahakan fokus pada satu permasalahan dan kita harus dapat membuat batasan secara jelas. Permasalahan yang dirumuskan haruslah logis dan terdukung oleh literatur dan bahan bacaan yang memadai. Hal ini sejalan dengan apa yang pernah dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata, Guru besar fakultas Psikologi UGM, bahwa untuk jenjang Strata 1 (S1) bentuk penulisan jangan terlalu sulit, cukup membuktikan hubungan dua variabel atau perbedaan suatu variabel. Dengan perkataan lain, janganlah mempersulit diri dengan memilih topik yang hebat-hebat atau heboh padahal tidak yakin bahwa anda menguasai materi tersebut, dan jangan terlalu idealis bila ingin menyelesaikan skripsi dengan cepat dan tepat waktu. Namun demikian tidak berarti bahwa skripsi boleh dibuat ala kadarnya. Sebagai orang berpendidikan kita juga harus sadar bawa skripsi yang dihasilkan harus memiliki nilai akademis dan manfaat bagi siapapun yang berkepentingan terhadap skripsi tersebut. Langkah awal yang terpenting untuk diingat dalam penulisan suatu penelitian ilmiah (Skripsi) adalah kemampuan untuk membuat rumusan permasalahan, tujuan penelitian dan manfaat penelitian tersebut. Semua itu harus memiliki landasan teori yang mendasar dan didukung argumen logis dari penulis. Tanpa itu mustahil dapat disetujui oleh dosen pembimbing

Tingkatkan Kemampuan Sosialisasi 
Dalam menyusun skripsi, menulis bukanlah kemampuan satu-satunya yang harus dikuasai, karena kemampuan sosialisasi memiliki porsi yang cukup vital. Rasa takut untuk menemui dosen pembimbing adalah salah satu cerminan kemampuan sosialisasi yang buruk. Rasa takut ini harus dibuang jauh-jauh dengan memulai dari diri sendiri dengan cara paling sederhana seperi menjaga penampilan fisik dan bersopan santun. Terkadang mahasiswa tidak percaya diri karena penampilan fisik yang tidak layak bagi seorang mahasiswa seperti memakai celana jeans robek, tidak memakai sepatu, rambut gondrong dan dikucir, dan hal lain yang menjadi kebiasaaan buruk dalam penampilan sehari-hari. Bagi sebagian mahasiswa mungkin tidak akan ada masalah jika berhadapan dengan mahasiswa lain atau teman-temannya, tetapi jika berhadapan langsung dengan dosen pembimbing, seringkali mereka menjadi tidak percaya diri. Nah bagi Sobat yang merasa bahwa penampilan kurang oke, cobalah segera memperbaikinya. Bila sudah dapat memperbaiki penampilan maka rasa percaya diri akan tumbuh lebih baik. Selain itu rasa takut muncul lebih besar dikarenakan cerita-cerita dari kakak-kakak senior tentang dosen pembimbing yang killer. Untuk hal ini, sebaiknya jangan sekali-kali percaya begitu saja, buktikan terlebih dahulu, karena terkadang reaksi dosen menjadi killer adalah karena sikap mahasiswa yang kurang santun dan tidak memperhatikan situasi dan kondisi. Bila perlu cobalah anda pelajari kepribadian dosen pembimbing sehingga kita tahu persis bagaimana membina hubungan yang baik demi kelancaran proses penulisan skripsi juga.

Mulai Sekarang 
"Inilah saatnya", jangan menunggu, kamu harus mulai mencari literatur sedini mungkin. Saat ini juga baca sebanyak mungkin literatur yang kamu suka, kemudian rumuskan menjadi variabel yang siap dituliskan di skripsi. Datangi seluruh perpustakaan yang ada, toko buku dan pedagang buku bekas untuk mencari bahan-bahan yang dibutuhkan. Jelajahi juga website-website yang menyediakan informasi yang kamu butuhkan. Baca juga ensiklopedia elektronik seperti Encarta, Grolier, Britanica atau yang lainnya. Segeralah lengkapi diri dengan buku penuntun penulisan skripsi yang biasanya diterbitkan oleh fakultas, atau bagi mahasiswa fakultas Psikologi, anda dapat membaca dan mengikuti ketentuan penulisan karya ilmiah dari APA (American Psychologist Association). Langkah --> yang perlu dilakukan adalah mencatat dengan lengkap nama pengarang, tahun terbit, judul buku, penerbit serta halaman dari kutipan yang dibaca. Mengingat bahwa hal-hal tersebut sangat vital, usahakan dapat memperoleh copy dari tulisan yang anda kutip. fakultas. Jangan pernah menunda untuk menyusun proposal skripsi, sebab sekali tertunda maka akan membutuhkan waktu yang lama bagi anda untuk mulai mengerjakannya kembali. Oleh karena itu, MULAILAH SEKARANG JUGA! Selamat mencoba, semoga sukses. (Hary) Sumber www.e-psikologi.com
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar












Judul Buku : La Tahzan for Students
Penulis : Lisman Suryanegara, Rose FN, khoirul Anwar, dkk Penerbit : PT Lingkar Pena Kreativa
Tebal : 252 halaman

 “Hidup memang harus penuh dengan perjuangan, saya akan terus kuliah sampai tidak ada lagi sekolah yang lebih tinggi. Tekadku untuk terus sekolah tidak pernah surut.” Saya ingin sekolah keluar negeri, tetapi apakah saya bisa? Bagaimana saya dapat mewujudkannya? Apakah impian ini bisa menjadi kenyataan? Deretan panjang pertanyaan seperti ini mungkin kerap kali menghantui anda bukan? Ingin kuliah keluar negeri, sementara uang tidak ada, semangat terkadang berkobar-kobar. Namun surut seketika jika membayangkan dan memikirkan darimana memperoleh biaya, apakah uang bisa turun begitu saja dari langit? Ditambah kemampuan bahasa inggris atau bahasa asing yang masih belepotan, merasa kerdil karena lulusan sekolah yang kurang berkualitas di kancah nasional dan bla,bla,bla...masih banyak lagi alasan lainnya. Wah, tampaknya anda kudu baca buku yang satu ini nih, “La Tahzan for students” sebagai suplemen motivasi dan menghibur hati yang sedih. Pokoknya di jamin akan membuat anda semangat meraih impian, khususnya bagi anda yang berminat meraih beasiswa study ke negeri matahari alias Jepang. Bagi anda pecinta buku La Tahzan, buku “La Tahzan for Students” ini juga bisa memberikan energi dan inspirasi baru. Jadi sangat disayangkan jika anda melewatkan buku yang satu ini sebagai santapan. Dengan hanya merogoh koncet sebesar tiga puluh sembilan ribu rupiah saja, anda tidak bakalan kecewa seumur hidup. Bukan hal yang mudah memang meraih beasiswa atau kesempatan belajar ke Jepang, meski juga bukan hal yang teramat sulit.. karena sebagaimana kita ketahui, Jepang adalah salah satu negeri dengan pendidikan terbaik di dunia. Kemajuan teknologinya tak perlu diragukan, kulturnya mendukung siapapun untuk menjadi sosok yang kompetitif. jadi, siapa sih yang tidak ingin kuliah ke negeri ini? Bagi anda yang memiliki azam melanjutkan sekolah ke Jepang, tekad dan kerja keras memang menjadi dua hal penting untuk mewujudkannya. Selama kita berupaya sungguh-sungguh, insyaAllah tidak akan sia-sia. Saigo no saigo made gambarimasu, berjuanglah sampai titik darah penghabisan! Buku yang ditulis oleh para mahasiswa yang tergabung dalam Forum Lingkar Pena ( FLP) Jepang ini berawal dari kegundahan seorang pelajar di Jepang bernama Lisman Suryanegara. Dia sering menghadapi rintangan selama kuliahnya. Dengan maksud berbagi semangat dalam belajar, dia mengajak beberapa pelajar dan mantan pelajar di jepang untuk bergabung menuliskan kisah perjuangan mereka. “Ganbareba dekiru!” Merupakan motto dalam penulisan buku ini yang berarti “Jika berjuang, pasti berhasil.” Buku ini sungguh sangat menginspirasi! Kisah heroik para pelajar Indonesia di Jepang yang memaparkan suka-duka dan perjuangan hidup dalam menuntut ilmu serta berbagai fenomena yang menyangkut perbedaan budaya, agama dan kultur dipaparkan secara lugas dengan bahasa yang mudah dicerna. Setiap kalimat yang tertuang dalam buku ini benar-benar merefleksi perjuangan terjal para pelajar untuk menuntaskan mimpinya di negeri sakura. Sebuah perpaduan antara idealisme dan mimpi. Buku ini sangat perlu dibaca oleh anda yang mempunyai mimpi besar, bercita-cita maju dan ingin menuntut ilmu untuk mengubah masa depan kearah yang lebih baik. Baik juga dimanfaatkan untuk mengetahui informasi-informasi tentang cara meraih beasiswa ke jepang. Harga buku juga tidak terlalu mahal, jadi para mahasiswa masih bisa menjangkaunya. Tetapi sepertinya kualitas kertas cover dan isi yang digunakan masih kurang berkualitas. Jadi harus ekstra hati-hati merawat buku yang satu ini. Selanjutnya saya tidak akan panjang lebar memaparkan tentang isi buku tersebut. Bagi anda yang ingin segera mewujudkan mimpi-mimpi anda, segera milikilah buku ini. Disamping kisah-kisah inspiratif yang menyentuh dan memotivasi, beragam tips dan trik belajar, bekerja, mensiasati hidup dari beasiswa, hingga jalan-jalan murah di jepang dapat anda dapatkan dari buku ini. Nah, tunggu apalagi, hai ganbarimashou…! Mari sama-sama berjuang! Annisa_Adzkia Penulis adalah alumnus UIN SUSKA yang bercita-cita meraih beasiswa ke jepang.
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar










OLEH: MUHAMMAD ERY ZULFIAN

Tugas kuliah kalian masih numpuk? Mana besok ada ujian lagi terus ada pretest buat praktikum, mana hafalan slide sejibun. Baru slide pertama saja sudah bosan, mau membaca tapi mata mengantuk akhirnya nggak jadi deh, semuanya pada dicuekin. Kok jadi malas ya? Nah, yang menjadi pertanyaan bagaimana cara mengusir rasa malas dalam belajar? Di bawah ini ada beberapa tips yang insya Allah bisa membantu, semoga bermanfaat: Pertama, berwudhulah, karena dengan berwudhu secara langsung kamu juga akan membasuh wajah dan menyegarkan kembali aura wajahmu yang tadinya ngantuk, kalau bisa mandi sekalian terus wudhu. Kedua, menghirup udara pelan-pelan melalui hidung kemudian menghembuskannya lewat mulut dengan cara berdiri untuk menambah kesegaran dan ketenangan. Ketiga, memulai dengan membaca Ta’awudz dan Basmallah, semoga pekerjaan kita baik membaca atau menyelesaikan tugas tidak diganggu oleh syeitan dan akan diberkahi oleh Allah. Hal ini supaya aktivitas bernilai ibadah. Keempat, ada saatnya untuk mengubah posisi, misalkan posisi duduk ketika membaca. Ataupun bisa jadi dari posisi duduk berubah menjadi berdiri, namun jangan sampai dari duduk terus berbaring, kemungkinan besar bisa ketiduran. Kelima, berpindah dari ruang satu ke ruang lainnya. Bisa saja disiasati seperti berpindah dari kamar ke beranda ruang tamu atau bahkan ke dapur dan ke luar rumah untuk sesekali memandang alam. Keenam, membuat sesuatu yang menyegarkan, contohnya saja seperti membuat minuman teh, kopi atau jus bahkan kue-kue kecil untuk menghilangkan rasa bosan dan menjernihkan pikiran. Ketujuh, ketika sudah selesai, ucapkanlah Hamdallah dan berdoa kepada Allah semoga apa yang baru saja dikerjakan tadi bermanfaat untuk hari esok dan hari yang akan datang. Itu beberapa tips agar kita terjauh dari sifat malas. Oo iya, jangan lupa juga kita harus berdoa meminta kepada Allah agar senantiasa diberikan semangat dan keistiqomahan dalam beribadah. Aamiin. Belajar yuuk!
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar











          Oleh:Taka tanika

          Kawan, ini lah kisah pertama aku mengenal tarbiyah. Dari SD aku sudah dititipkan kedua orangtua di sekolah islam yang bernama Muhammadiyah. semua orang tahu bahwa Muhammadiyah adalah sekolah swasta berbasis islam. Berlanjut ke SMP, aku masuk SMP swasta yang juga berbasis islam. SMA pun begitu. Di SMP dan SMA aku menuntut ilmu di yayasan yang sama. Yayasan itu bernama YPIT Mutiara Duri-Riau. Kalau dikaji dari biaya operasional, sekolah ini sekolah yang mahal dan hanya bisa dijangkau oleh kalangan atas. Maklum saja sekolah swasta. Kalau Masalah kualitas tidak diragukan lagi. Setiap hari masuk pukul 07.15 pulang pukul 15.30 usai shalat ashar. Begitu setiap hari. Sehingga kekhawatiran orang tua terhadap aktifitas anaknya dapat terminimalisir karna lebih banyak menghabiskan hari di sekolah.

         Tapi satu hal yang harus dirimu tahu kawan. Aku bukan lah anak orang kaya yang sanggup membayar biaya operasional setiap bulannya. Berbekal beasiswa dari yayasan aku mendapat fasilitas dan tempaan yang setara dengan teman-teman yang lain. Kawan, pada umumnya guruku adalah orang-orang yang tertarbiyah. Di dalam kelas, mereka tidak hanya memahamkan tentang matematika, bahasa Indonesia, bahasa inggris dan mata pelajaran lainnya. Mereka mengajarkan nilai kebaikan dan bertutur benar kepada orangtua. Bersikap jujur dan mengajarkan kejujuran. Mereka sering mengangkat kisah hidupnya untuk meyakinkan kami. Mereka cerdas, jujur, berwibawa dan sabar. Aku takjub pada kepintaran mereka dalam memahamkan kami terhadap pelajaran. Aku kagum pada wibawa mereka yang tidak dibuat-buat. Dan aku salut pada kesabaran mereka dalam menghadapi beragam tingkah laku kami. Cerita seorang guru yang sampai hari ini masih kental dalam ingatanku. Beliau wali kelasku ketika SMP kelas satu. Selain cantik, dia adlah sosok yang mementingkan penampilan. Banyak nilai plus untuknya di mataku. Aku senang mendengar petuah dan motivasi darinya. Ketika itu dia bercerita tentang perjuangannya mengenakkan jilbab yang berawal ketika SMA. Beberapa kali jilbabnya dilepas secara paksa. Tapi beliau tidak menyerah. Bahkan mengulanginya setiap saat. Buraian airmata tentu mengokohkannya. Kontra dari pihak keluarga tidak menyurutkannya untuk istiqomah. Sulit dipercaya pada akhirnya, keluarga yang menentangnya pun mengikuti langkahnya mengenakkan jilbab. Aku tersenyum sendiri mengingat cerita tersebut. Aku juga ingin mengenakkan jilbab tiap kali berpergian atau bahkan ketika duduk-duduk diteras rumah. Ketika itu aku malu mengenakkan baju yang pas di badan. Aku merasa tidak nyaman karna payudaraku sudah mulai tumbuh. Sering ku tarik baju disekitar dada agar tidak membentuk payudara. Walhasil bajuku menjadi jelek. Ada keinginan dalam hati ku untuk mengenakkan jilbab agar aku senantiasa leluasa tanpa harus menarik baju. Tapi keluargaku bukanlah keluarga yang paham tentang aurat. Pemahaman agama kami sebatas rukun islam. Syahadat, shalat, puasa, dan zakat. Kalau haji, entah kapan kami bisa naik haji. siapa tahu kisahku akan sama seperti wali kelasku. Berujungn manis. Sampai kelas tiga SMP aku belum bisa mengenakkan jilbab kemanapun aku mau. Aku baru bisa mengenakkannya ketika ke sekolah dan ke pasar. Keterbatasan baju yang aku punya juga menjadi penghalang bagiku untuk memenuhi keinginan tersebut. Saat itu aku berfikir untuk menjadi orang kaya. Aku harus kaya. Selama ini baju yang aku pakai lebih banyak dari pemberian sanak dan keluarga apakku. Lengan pendek dan merisaukan. Syukurnya aku selalu mengenakkan celana panjang di luar dan di dalam rumah. Aku tahu. Jacket. Yeah, aku butuh jacket agar gampang dipakai dan dilepas. Ku buat janji dengan diriku “ kita nanti aku sudah punya jacket, aku tak lagi telanjang kepala duduk-duduk di teras rumah bahkan di dalam rumah”. Aku ingin memelihara auratku. 

      Mulai hari itu aku menabung untuk membeli jacket. Interval Di penghujung kelas tiga SMP, aku berhasil membeli jacket dengan uang ku sendiri. Sebagaimana janji ku. Aku akan menjaga auratku dari yang bukan muhrim. Hari pertama aku mengenakkan jilbab di rumah. Semua orang bertanya “ hendak kemana?” “ tidak kemana-mana” “rapi sekali” “  ” kubalas dengan senyuman. Mental ku belum total. Aku butuh 20% lagi untuk meyakinkanku. Bila tiba-tiba ada yang mengejek dan mencemooh aku belum siap. Apalagi apakku. Raja cemooh. Maklum saja, kami orang minang yang cemoohan dan sindirannya sudah dikenal. Oh, tidak. Kekhawatiranku kini terjadi. Apak menentangku habis-habisan. Beliau mengatakan aku aliran sesat, cepatlah taubat sebelum sesat lebih jauh katanya. Beliau sering marah ketika aku terlambat datang memenuhi panggilannya yang sedang duduk-duduk di teras. Dua detik saja menunggu, beliau marah. Padahal aku sedang menyorong jilbab dan memasang jacket. Beliau juga bilang aku tambah budeg alias tuli semenjak menggantungkan sehelai jilbab di kepalaku. Aku sedih, bahkan ingin menangis. Aku tak sanggup membantah kedua orangtuaku. Bagaimanapun aku akan tetap menjadi anak baik untuk mereka. Aku selalu mendo’akan mereka dalam shalatku. Kuadukan pada Allah keinginanku untuk menuju kekaffahan. Aku pun meminta pendapat dengan guru-guruku. Kuamalkan solusi yang mereka sarankan. Man jadda wa jada. There is a will there is a way. Memasuki usia SMA, kontra dengan apakku belum berujung. Kucari jalan keluar. Dengan keyakinan yang sempurna kuminta pada Allah agar mengikat erat hatiku dengan mereka. Aku semakin santun. Turut ku bantu mereka dalam membina adik-adikku. Aku ingin amak dan apakku merasa beruntung memiliki anak sepertiku. Dengan seperti ini, aku mendapat simpati. Lambat laun lampu hijau menyala untukku. Aku bisa memakai jilbab kemanapun aku suka. Bahkan aku mendapat kepercayaan untuk membina adik-adikku dalam urusan agama. Aku semakin gencar dengan misi ku. Sampai hari ini, tekadku belum pudar. Aku akan menjadi murabbi bagi adik-adikku.
[ Read More ]