Berbagi Dalam Kebaikan

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Ahlan Wa Sahlan di Blog FKII

Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, ...

TFT PMLDK Sumbagut

Semoga FKII Selalu Berkarya.

Memahami Sastra Islam

Buku FKII Berkarya (Saat mentari Mulai Menyinariku) buku ini berisi Kumpulan Kisah pengalaman awal tarbiyah Kader2 FKII Asy-Syams.........

Muktamar FKII Asy-Syams ke XIV

Some block quote tests: Here's a one line quote. This part isn't quoted. Here's a much longer quote: Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. In dapibus. In pretium pede. Donec molestie facilisis ante. Ut a turpis ut ipsum pellentesque tincidunt. Morbi blandit sapien in mauris. Nulla lectus lorem, varius aliquet, ...

BUKU FKII Asy-Syams

I'm just a lowly contributor. My posts must be approved by the editor.Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, rhoncus at, convallis ut, eros. Aliquam pharetra. Nulla in tellus eget odio sagittis blandit. Maecenas at ...

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar











      Oleh:Cahyadi Takariawan

Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki kepahaman yang utuh. Paham akan falsafah dasar perjuangan, paham akan nilai-nilai yang diperjuangkan, paham akan cita-cita yang hendak dicapai, paham akan jalan yang harus dilalui. Kader dakwah memiliki pemahaman yang komprehensif. Paham akan tahapan-tahapan untuk merealisasikan tujuan, paham akan konsekuensi setiap tahapan, paham akan logika tantangan yang menyertai setiap tahapan, paham bahwa di setiap tahapan dakwah memiliki tingkat resiko yang berlainan. Kepahaman kader dakwah terus berkembang. Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki keikhlasan yang tinggi. Ikhlas artinya bekerja hanya untuk Allah semata, bukan untuk kesenangan diri sendiri. Sangat banyak godaan di sepanjang perjalanan dakwah, baik berupa harta, kekuasaan dan godaan syahwat terhadap pasangan jenis. Hanya keikhlasan yang akan membuat para kader bisa bersikap dengan tepat menghadapi segala bentuk godaan dan dinamika dakwah. Sangat banyak peristiwa di sepanjang perjalanan dakwah yang menggoda para kader untuk meninggalkan jalan perjuangan. Ikhlas adalah penjaga keberlanjutan dakwah. Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki amal yang berkesinambungan. Amal dalam dakwah bukanlah jenis amal yang setengah-setengah, bukan jenis amal sporadis, spontan dan tanpa perencanaan. Sejak dari perbaikan diri dan keluarga, hingga upaya perbaikan masyarakat, bangsa, negara bahkan dunia. Amal dalam dakwah memiliki tahapan yang jelas, memiliki tujuan yang pasti, memiliki orientasi yang hakiki. Kader dakwah tidak hanya beramal di satu marhalah dan meninggalkan marhalah lainnya. Kader dakwah selalu mengikuti perkembangan mihwar dalam dakwah, karena itulah amal yang harus dilalui untuk meretas peradaban. Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki etos jihad yang abadi. Jihad dalam bentuk kesungguhan, keseriusan, dan kedisiplinan dalam menggapai visi dakwah yang hakiki. Kesungguhan membela hak-hak umat, kesungguhan mendidik masyarakat, keseriusan mengusahakan kesejahteraan masyarakat, kedisiplinan membersamai dan menyelesaikan persoalan kehidupan yang semakin kompleks. Kader dakwah harus memberikan kesungguhan dalam menjalankan semua agenda dakwah, hingga menghasilkan produktivitas yang paripurna, di lahan apapun mereka bekerja. Itulah makna jihad dalam konteks perjalanan aktivitas dakwah. Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki pengorbanan yang tak terhingga nilainya. Dakwah tidak mungkin akan bisa dijalankan tanpa pengorbanan. Sejak dari pengorbanan harta, waktu, tenaga, pikiran, fasilitas, hingga pengorbanan jiwa. Rasa lelah, rasa jenuh, rasa letih selalu mendera jiwa raga, kesenangan diri telah dikorbankan demi tetap berjalannya roda dakwah. Aktivitas dijalani sejak berpagi-pagi hingga malam hari. Kadang harus bermalam hingga beberapa lamanya, kadang harus berjalan pada jarak yang tak terukur jauhnya, kadang harus memberikan kontribusi harta pada kondisi diri yang belum mapan dari segi ekonomi. Pengorbanan tanpa jeda, itulah ciri kader dakwah yang setia. Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki ketaatan kepada prinsip, keputusan organisasi, dan kepada pemimpin. Prinsip-prinsip dalam dakwah harus dilaksanakan dengan sepenuh ketaatan. Taat kepada pondasi manhaj adalah bagian penting yang akan menghantarkan dakwah pada tujuannya yang mulia. Taat kepada keputusan organisasi merupakan syarat agar kegiatan dakwah selalu terbingkai dalam sistem amal jama’i. Taat kepada pemimpin merupakan tuntutan agar pergerakan dakwah berjalan secara efektif pada upaya pencapaian tujuan. Ketaatan bukan hanya terjadi dalam hal-hal yang sesuai dengan pendapat pribadi, namun tetap taat terhadap keputusan walaupun bertentangan dengan pendapatnya sendiri. Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki keteguhan tiada henti. Kader dakwah harus selalu tegar di jalan dakwah, karena perjalanan amatlah panjang dengan berbagai gangguan dan tantangan yang menyertainya. Teramat banyak aktivis dakwah semasa, dimana mereka memiliki semangat yang menyala pada suatu ketika, namun padam seiring berjalannya usia. Ada yang tahan tatkala mendapat ujian kekurangan harta, namun menjadi gugur saat berada dalam keberlimpahan harta dunia. Ada yang tegar saat dakwah dilakukan di jalanan, namun tidak tahan saat berada di pucuk kekuasaan. Kader dakwah harus berada di puncak kemampuan untuk selalu bertahan. Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki kemurnian dan kebersihan dalam orientasi aktivitasnya. Sangat banyak faktor yang mengotori kebersihan orientasi dakwah. Ada kekotoran cara mencapai tujuan. Ada kekotoran dalam usaha mendapatkan harta. Ada kekotoran dalam langkah menggapai kemenangan. Kader dakwah harus selalu menjaga kemurnian orientasinya, tidak berpaling dari kebenaran, tidak terjebak dalam kekotoran. Karena dakwah memiliki visi yang bersih, sehingga harus dicapai dengan langkah dan usaha yang bersih pula. Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki solidaritas, persaudaraan dan kebersamaan yang tinggi. Ukhuwah adalah sebuah tuntutan dalam menjalankan agenda-agenda dakwah. Semakin besar tantangan yang dihadapi dalam perjalanan dakwah, harus semakin kuat pula ikatan ukhuwah di antara pelakunya. Kader dakwah saling mencintai satu dengan lainnya, saling mendukung, saling menguatkan, saling meringankan beban, saling membantu keperluan, saling berbagi dan saling mencukupi. Kader dakwah tidak mengobarkan dendam, iri dan benci. Kader dakwah selalu membawa cinta, dan menyuburkan dakwah dengan sentuhan cinta. Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki tingkat kepercayaan yang tak tertandingi. Berjalan pada rentang waktu yang sangat panjang, dengan tantangan yang semakin kuat menghadang, menghajatkan tingkat kepercayaan prima antara satu dengan yang lainnya. Berbagai isu, berbagai fitnah, berbagai tuduhan tak akan menggoyahkan kepercayaan kader dakwah kepada para pemimpin dan kepada sesama kader dakwah. Berbagai caci maki, berbagai lontaran benci, berbagai pelampiasan kesumat, tak akan mengkerdilkan kepercayaan kader terhadap langkah dakwah yang telah dijalaninya. 
 Jadi, benarkah kita kader dakwah ?
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar

“Sebelum kiamat datang, apa yang sekarang di lakukan oleh malaikat Isrofil?” Jawabnya, “Sedang membersihkan terompetnya.” Mungkin yang ada di benak kita malaikat Isrofil itu seperti sesosok seniman yang asyik mengelap terompet kecilnya sebelum tampil di atas panggung. Sebenarnya seperti apa sih terompetnya atau yang biasa juga dikenal dengan sangkakala malaikat Isrofil itu? Sekitar enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar saja. Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk seperti terompet. Di mana pada bagian ujung belakang terompet (baca alam semesta) merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable) (lihat gambar bentuk alam semesta di bawah). Bentuk Alam Semesta Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati. Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda : “Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah. Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).” Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang–orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk. Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam ghoib. Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan bahwa kita ini bak rama – rama yang hidup di tengah–tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja. Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 : “Dan pada hari ketika terompet ditiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.” Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak. “Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, anak–anak jadi beruban dan setan–setan berlarian.” Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya saja sebesar itu, bagaimana dengan si peniupnya dan apalagi sang penciptanya? Allahu Akbar! 

 (Sumber: http://www.beritaunik.net/misteri-dunia/penjelasan-bentuk-semesta-seperti-terompet-sebagai-sangkakala-saat-kiamat.html)
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar















 oleh Sujiratul Aulia dan Amy Herda

 Jika memang engkau Ikhwan sejati Jangan pernah engkau tebarkan pesonamu hanya untuk mencuri hati, Jangan engkau berkata-kata mulia jika hanya untuk menarik simpati, Jangan curahkan rasa dan cintamu kepada orang yang belum tentu akan engkau nikahi, Karena sungguh semua itu akan menyakiti, Yang ada hanya harapan yang tak akan berujung arti, Jika Memang Engkau Ikhwan Sejati Jangan berikan harapan kepada orang yang belum tentu engkau nikahi. Tahukan engkau apa Yang mereka rasakan, penyesalan yang amat sangat, atas sebuah hijab yang tersingkap...Ketika lelaki yang tak halal baginya, bergelayut dalam alam fikirannya, yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar akan cinta yang tak suci lagi... Jika Memang Engkau Ikhwan Sejati Tak akan mau membuat kekhawatiran yang amat sangat kepada Akhwat yang engkau cintai, yang resah akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal atau bahkan tak akan pernah halal baginya… Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan di hatinya yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh… Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya…Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan.. Alangka kasihannya jika engaku berhasil mencuri hati…Karena yang ada adalahpenderitaan… Jika Memang Engkau Ikhwan Sejati Jadilah Pahlawan bagi mereka agar mampu menjaga Cinta Suci Illahi dengan menyandang status Suami.. Datangi mereka dengan cinta dan ikatan nan suci.. Atau engkau harus selalu menjaga hati tak akan mengucapkan kata cinta atau pun tebar pesona.. Jangan bilang cinta kalo kita masih setengah hati mencintai. Jangan pernah ucapkan kata cinta jika kita masih tak bisa memberikan pengorbanan terbesar dalam hidup kita demi yang kita cintai. Jika Memang Engkau Ikhwan Sejati Janganlah menyakiti Janganlah menanam harapan-harapan yg tak berujung arti Jangan engkau mengaku cinta sebelum menyelami,,,,,
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar











 Oleh: Abdul Muhadi BS

 “Tarbiyah bukanlah segalanya, tapi segala sesuatu berawal dari tarbiyah.” Aku setuju dengan istilah ini, sangat setuju. Karena tarbiyahlah aku bisa meraih jejak-jejakku yang membanggakan, alhamdulillah. Berikut ini aku hikayatkan jejak tarbiyahku di negeri junjungan ini. Di kotaku bersepeda memang dianggap sesuatu yang asing. Maklumlah kota yang masih mengedepankan segala sesuatu harus model dan modern. Apalagi saat bersepeda sambil memakai pakaian muslim berbajukan koko dan kopiah, maka dipastikan mata-mata aneh akan melirik asing. Tapi jangan khawatir sepedaku ini akan terus melaju melesat cepat di antara gedung-gedung tinggi menelusuri jalan berlobang sana-sini dengan semangat yang tinggi. Walaupun badai menghadang, hujan menghujam, angin malam mengibas, lelah menderu tubuh, aku tak peduli tetap akan menghadiri majlis ilmu alias halaqoh malam ini sebagai pengecas bateraiku yang sudah lowbat, dan yakin setelah itu badanku akan terisi semangat seperti semangatnya para mujahid mujahidah di Palestina. Makanya kalau ketemu dengan kawan karibku aku selalu bilang, “Hari ini nggak halaqoh, nggak keren…!” Usai solat isya rutinitas ini menjadi penyeimbang hari-hariku dalam satu pekan. Sudah pastinya aku ingin menjadi pendakwah yang tangguh jadi harus sabar ketika motor-motor keren berkelebat melaju sampingku, mobil-mobil indah pun dengan ornament klasiknya selalu membuka kaca mobilnya melirikku aneh namun aku tetap mengayuh sepeda di tengah kota metropolitan ini menuju tempat halaqoh. Aku tak pedulikan mereka yang penting halaqoh-ku malam ini harus full motivasi. Kalau dipikir-pikir jalan kaki ke majlis ilmu ini akan menghabiskan banyak waktu jadi mendingan naik sepeda hemat waktu. Waktu itu bagaikan emas, dapat sudah emasnya. Materi yang pernah diberikan murabbi-ku (guru) di majlis ilmu ini memang luar biasa mulai dari tafsir al-Qur’an, hadits-hadits yang tiada duanya kemudian materi 20 Ushul Hasan Al Banna sang revolusioner dakwah Islam itu juga banyak materi lain yang sudah memenuhi agenda harianku, harap bisa diterapkan dalam aktifitasku sehari-hari. Yang asyiknya lagi bisa curhat dengan murabbi bisa seputar masalah kuliah, sosial atau hal persahabatan, bahkan masalah pernikahan juga boleh. Dan akan diberikan solusi serta obat mujarab gratis dari beliau, hidupku jadi tenang bersama tarbiyah. Hawa malam itu kian mencengkam tubuhku ditambah lagi banyaknya aktifitas di kampus. Selain menjadi mahasiswa ilmu bahasa aku juga aktif di berbagai organisasi kampus. Pernah aku bilang sama kawan-kawan halaqoh-ku, “Jangan jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang, kuliah pulang). Kalau ada 3K+OK+H (Kampus, Kantin, Kost, Organisasi Kampus dan Halaqoh) kenapa harus cari yang lain.” Azam. Nama halaqoh-ku yang diambil dari tekad yang kuat dan kreatifitas kawan-kawan untuk berbuat kebaikan, majlis ini rutin membuat jejak buletin bulanan yang rubriknya diambil dari penjelasan dan untaian kata murabbi juga ditambah pernak-pernik kata hikmah satu menit kami ucapkan sebelum dimulainya halaqoh. Buletinnya kami sebarkan ke kalangan siswa dan mahasiswa setempat, juga menebarkan kasih sayang sesama muslim dengan infak tiap bulan untuk membayarkan SPP sekolah bagi anak-anak yatim. Yang luar biasanya lagi saat ini halaqoh Azam kami sudah mempunyai yayasan yang dikelola secara syariah. Mulai dari bimbingan belajar Islam terpadu, toko buku islami, juga tak kalahnya ada pelatihan tahfidz dan tahsin qur’an, nasyid dan seni kaligrafi. Visi majlis ini ingin menyebarkan syumuliyyatul Islam (Islam agama universal) agar nuansa keislaman itu menyebar di kota berlimpah nikmat minyak ini. Malam itu aku lihat kawan-kawan se-halaqoh sudah pada berkumpul di tempat biasa kami bertemu. Sambil menunggu murabbi dan cipika-cipiki sana sini kami berbagi hikmah satu sama lainnya, ada juga yang sempat ganti-gantian pijit. Tidak beberapa menit kemudian bunyi motor khas murabbi kami terdengar dari depan rumah, kami pun siap-siap menyimak materi karena murabbi bawa oleh-oleh ilmu hari ini. *** Sepulang halaqoh tigerku (sebutan nama sepedaku) meluncur kembali di jalan raya tengah malam itu tapi dalam hati telah berkobar bendera-bendera semangat baru sebagai mujahid muda. Aku terjebak banjir sejengkal mengguyuri jalan raya tetap kuputar lebih kuat sepedaku. Kalaupun ada razia di jalan raya nanti tigerku tak akan ditahan pak polisi karena bebas razia, bebas bensin, bebas helm, bebas SIM dan STNK. “Terima kasih ya Allah yang telah memberikan azam dalam diriku hingga bisa halaqoh malam ini. Semoga juga kawanku yang lainnya bisa juga merasakan tarbiyah dan hadir dalam jalan dakwah ini. Amiiin..,” aku lafazkan doa saat tiba di kamarku. Selain itu ada hikayat menarik juga yang kutulis dalam catatan harian yang berjudul, “Pak Polisi Juga Manusia, Punya Rasa Punya Hati.” Peristiwa ini terjadi saat kami akan halaqoh di salah satu rumah kawan se-halaqoh. Tempatnya agak jauh kalau ditempuh dengan opelet sekitar 45 menit dari rumahku, jadi aku lebih pilih nebeng dengan kawanku yang ada motor, karena takut telat jadi aku tak sempat mencari helm. Dalam perjalanan kami tak terbesit sedikit pun akan ada razia polisi karena biasanya di kotaku malam-malam jarang ada razia. Tapi tanpa kusadari malam itu aku dan kawanku terkejut dengan polisi yang memakai jaket orange sudah berdiri samping jalan raya yang agak gelap itu. Trik pak polisi dalam razia memang keren, semua lampu jalan raya dimatikan sehingga membuat jarak pandang kami buram. Kami jadi salah satu mangsa malam itu dan pak polisi yang berkumis tebal menyuruh kami menepi. Kawan-kawan halaqoh yang lain sudah pada lewat selamat dari razia karena lengkap cuma kami berdua yang tertahan. “Maaf, malam pak!” “Wa’alaikumsalam wa rahmatullahi wa barakatuh!” Kami jawab sapa pak polisi, mungkin karena grogi ketemu dengan polisi jadi jawab sapanya tak nyambung tapi mantap juga untuk syiar Islam. “Maaf, apa kesalahan bapak?” “Kami tak pakai helm pak,” cengar-cengir kawanku menjawab. “Begini pak kami tadi buru-buru karena malam ini harus ikut majlis taklim, jadi tak sempat cari helmnya,” aku beralasan. Melihat tampang kami saat itu pakai baju koko dan peci juga bawa al-Qur’an pak polisi langsung percaya, ia langsung melapor ke komandannya yang duduk samping jalan. Semoga kami dibebaskan dari razia, dan yang paling penting niat baik tak akan luntur dengan ujian kecil seperti ini. “Besok jangan diulangi lagi ya!” ucap pak polisi mempersilahkan kami melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah kami selamat, mungkin pak polisi kasihan dengan kami atau malah sebaliknya takut dengan kami yang berpakaian ala muslim semuanya, tapi kami bukan teroris. *** Dalam tarbiyah aku merasakan keseimbangan ruhiyyah (keimanan) dengan baca al-qur’an dan al-ma’tsurat, fikriyyah (pemikiran) dengan materi tarbiyah, dan jasadiyyah (fisik) dengan mukhayyam (perkemahan) atau rihlah (traveling) ataupun riyadhoh (olahraga). Gara-gara tiga keseimbangan inilah aku menjadi mahasiswa peraih jejak IPK tertinggi di fakultas, menghasilkan lima buah buku dalam kurun 10 bulan, bisa juga melanjutkan kuliah S2 di negeri Malaysia, tamasya budaya ke negeri Melaka, dan tak kalahnya lagi bisa meraih tiga perempat dari 100 jejak-jejak hidup yang kutulis dalam dua lembar kertas dalam kurun waktu tujuh bulan. Luar biasa bukan doa dan tarbiyah? Makanya tidak ada alasan lagi bagiku untuk tidak halaqoh walaupun harus bersepeda atau malah jalan kaki. Karena aku ingin seperti liriknya nasyid Izzatul Islam.. Ribu langkah kau tapaki Pelosok negeri kau sambangi Tanpa kenal lelah jemu Sampaikan firman Tuhanmu Terik matahari tak surutkan langkahmu Deru hujan badai tak lunturkan azammu Raga kan terluka tak jerihkan nyalimu Fatamorgana dunia tak silaukan pandangmu Semua makhluk bertasbih Panjatkan ampun bagimu Semua makhluk berdoa Limpahkan rahmat atasmu Maka aku tak akan ragu hidup bersama tarbiyah yang menjadikan pribadiku tangguh dan seimbang dunia serta akhirat. Dengan senyum aku lafazkan, “Selamat meraih jejak-jejak dari tarbiyah.”*** Rumah Enrakolis, April 2011
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar










oleh:Annida Online

Sob, tahu buku tertua di dunia? Terbuat dari emas 24 karat looh! Subhanallah... Pada tahun 1943, di wilayah barat daya Bulgaria, para pekerja menggali sebuah kanal dan menemukan sebuah pusara purbakala dengan lukisan-lukisan di dindingnya. Di dalamnya juga ditemukan apa yang mungkin disebut buku berhalaman banyak tertua yang pernah ditemukan. Buku itu memiliki enam halaman dan semuanya terbuat dari emas murni. Buku tersebut ditulis dalam bahasa Etruscan. Etruscan adalah orang-orang purbakala yang bediam di Italia lebih dari 3.000 tahun yang lalu. Halaman-halaman buku yang disebut-sebut tertua ini dibendel di satu sisi, persis buku-buku modern. Di dalamnya berisi gambar seorang penunggang kuda, puteri duyung, dan beberapa kstaria. Buku tersebut didonasikan pada Bulgarias National Museum of History oleh seorang pria yang tidak ingin identitasnya dipublikasikan. Buku kecil yang berumur lebih dari 2500 tahun ditemukan secara tak sengaja 60 tahun yang lalu di sebuah makam tua dengan lukisan dinding. Makam itu ditemukan di Lembah Sungai Struma Bulgaria selama pekerjaan konstruksi jalan. Seorang Bulgaria yang tinggal di Macedonia mempersembahkan artefak tersebut pada museum dalam kondisi anonim. Pria yang (saat itu) berusia 87 tahun ini menemukan buku itu sendiri. Keaslian buku itu telah dikonfirmasi oleh dua ahli independen di Sofia dan London, Direktur Museum Bozhidar Dimitrov. (Sumber: http://namakugusti.wordpress.com/2011/01/21/buku-tertua-di-dunia/ dan tambahan dari http://www.antique-antiques.com/old-books-worlds-oldest-book.shtml)
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar







oleh:Internal Humas Fkii

Ketika kehidupan memberimu seribu alasan untuk menangis Tunjukkan bahwa kita juga punya sejuta alasan untuk tersenyum Nikmati setiap detik waktu yang berjalan dan akhiri kelelahan hari ini dengan keikhlasan Dan sabar Indahnya hidup bukan karena seberapa banyak orang yang mengenal kita, namun Seberapa banyak orang yang ahagia kerana mengenal kita (0813655……)

Kita, ikhwah kita, masing-masing punya ukurannya sendiri Sikap kita adalah memberikan ukuran yang PAS untuk saudara kita dan kita sendiri Sepatu yang besar selamanya akan longgar pada kaki yang kecil atau sebaliknya Kaki yang besar selamanya tak kan sesuai untuk sepatu yang keci Masing-masing punya ukurannya sendiri Maka berikanlah yang PAS untuk saudara kita, juga diri kita (0852655….)
Jika kau merasa bahwa segala yang ada di sekitarmu gelap dan pekat Tidakkah dirimu curiga, bahwa kaulah yang di kirim Allah untuk menjadi cahaya bagi mereka? Berhentilah mengeluhkan kegelapan itu! Sebab sinarmu yang mereka nantikan maka, berkilaulah(085365…..)

Jika esok napas ini terhenti, mungkin sujud hari ini begitu berarti. Jika menangis diujung adalah penyesalan, mungkin air mata hari ini adalah lentera harapan. Karena kita hanya singgah sebentar disini karena apabila waktu terlewat, tak sedikitpun ia kembali. Apabila perbutan telah terlaku, tak sebesar zarrahpun luput dari pantaunNya, jadi marilah kita bersama perbaiki segala sesuatu selagi kita miliki. Menghiasinya dengan amal, agar setiap detik kehidupan kita dihitung sebagai kebaikan (0813782…..)

Tidak ada nikmat kebaikan yang Allah berikan setelah islam,selain saudara yang soleh/ah. Maka jika kamu merasakan kecintaan dari saudaramu, peganglah kuat-kuat persaudaraan dengannya.Umar bin Khatab(087868….)
Dari lubuk hati terdalam kulantunkan doa kepada yang maha Rahim, agar ia berkenan menambahkan kesejukan di hatimu, kedamaian dalam hidupmu. Keluasan ilmumu, kecukupan dan keberkahan rezkimu,keelokan pribadimu,ketajaman akal dan firasatmu,keistiqomahan dalam dakwahmu, keindahan syukur dan shobarmu(081365…)

Jika dakwah ibarat pohon, ada saja daun-daun yang berjatuhan
Tapi pohon dakwah itu tidak pernah kehabisan cara untuk menumbuhkan tunas-tunas barunya
Sementara daun-daun yang berguguran tak lebih akan menjadi sampah dalam sejarah
Jangan pernah menyalahkan jalan ini
Jangan menyerah karena lelah atau lemah
Biarlah lemah mengejarmu sampai lelah
Tetap istiqomah
Semoga beratnya amanah menjadi satu titian menuju Syurga Allah
(085299295.....)

Dakwah berkembang di tangan orang-orang yang memiliki militansi
Semangat juang yang tak pernah pudar
Ajaran yanmg mereka bawa bertahan melebihi usia mereka
Boleh jadi usia mujahid yang membawa misi dakwah tersebut tidak panjang
Tetapi cita-cita, semangat, dan ajaran yang mereka bawa tetap hidup sepeninggal mereka
(Ust. Rahmat Abdullah)
(085255830.....)
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 1 komentar


Oleh: Rudi Rendra
Hem banyak hal menarik yang saya alami semasa menjalani aktifitas di wajihah dakwah yang tumbuh di lingkungan kampus. Dari interaksi dengan berbagai jenis manusia, saya berharap saya terjaga dari lupa kalau kita adalah kader dakwah, boleh berinteraksi tapi jangan terkontaminasi, oke . Saya akan ceritakan beberapa kejadian yang unik, semoga bisa kita ambil ibrohnya. Selamat membaca. Dan silahkan tertawa.
Pertama kali saya ikut kegiatan dakwah kampus, pertama yang saya lihat adalah cara berpakaian kakak senior, serba Eiger, sendal eiger yang kayak pendekar wiro sableng, trus tas ransel, dan tentunya jaket aktivis, hem saya Tersepona(red: terpesona), dan tentunya meniru, dalam proses peniruan ini tidak ada maslah yang begitu berarti, dalam sekejap saya sudah disulap jadi aktivis, tapi baru bajunya saja.
Dan ada lagi nih hal yang lucu tentang, penyebutan kata yag sering diucapkan kader, “ Antum” hehe maklum ketika baru masuk sempet keseleo, nyebutin kata “ Antum”, contohnya: mas antum! Mau kemana. Ikut dong! Sebelum tau kesumbangan itu, rasanya gak ada yang aneh, tapi setelah, saya mulai paham dikit tentang bahasa arab, saya malah dibuat tertawa sendiri, seharusnya kata-kata yang benar adalah sebagai berikut;
“ Akhi, antum mau kemana?!”
“ Mas,(koma) antum mau kemana?”
Secara kaidah, boleh dong sedikit kita kaji, kata antum itu diucapkan sebagai kata sapa, yang artinya, kamu (seorang/ mufrod yang gunanya untuk takzim, atau menghormati) dan antum juga dapat kita artikan, kamu semua laki-laki. Untuk lebih jelasnya belajar deh bahasa arab yang baik dan benar. Karena banyak loh keutamaannya, !
Terus, setelah saya tahu sedikit tentang bahasa arab, maka saya sedikit tergelitik untuk mengangkat masalah ini!, pengucapan takbiruu...! (ayo bertakbir) sungguh gak jelas, kalau mau di tasyrifkan, pengucapan kata perintah (amer) maka pengucapan yang benar adalah, kabbiruu!!! Ayo bertakbir! Allahu akbar, sudah ya jagan kita ulangi lagi, saya gelisah aja, tapi memangsih kesalahan yang tidak fatal, namun jika diteruskan maka seperti saya anak PBA (Pendidikan Bahasa Arab) akan mengerutkan dahi, menahan rasa yang aneh, yaitu isin(red :malu. Bahasa jawa).
Oke, untuk selanjutnya saya ingin bercerita tentang berbagai jenis sms yang pernah masuk, mulai dari sms lebai versi kader, sms –godaan, teror, de el el cek it out!
Hem... memasuki semseter ke -2, kegitan mulai padat, akitvitas pribadi seperti tidur siang dan berleha-leha sukar ditemui lagi, maka disaat itu jugalah berdampak pada aspek kehidupan saya yang lain, yaitu masalah istijabah tiap kali amanah dan sms memenuhi inbox. Sebuah kejadian, ketika itu saya mendapat amanah disebuah kepanitiaan, dan kebetulan ketika itu saya, icak-icaknya lagi sedih-lah, berulang kali dan bertubi-tubi sms demi sms memborbardir masuk inbox BBku, dikarenakan lagi diterpa masalah kulaih IPK yang menurun dan mata kuliah yang berat so, saya jadi gak respon dengan sms-sms itu, begitulah kalau seorang ikhwan sedang sedih, lesu, menyendiri, menghindar dari hiruk-pikuk aktivitas Dakwah, akan dalam memasuki dunianya, tak hendak diganggu sedikitpun. Hem saya sadari ini gak sehat, jelas menghambat dakwah, saya sempat menyesal dengan perbuatan ini, ternyata, sms-sms itu adalah taklimat, untuk syuro yang mesti segera dipenuhi. rekan-rekan ikhwan dan akhwat, protes keras. Yang intinya saya mengabaikan panggilan jihad. dari kejadian ini saya berkesimpulan tentang psikologi akhwat kader dakwah, ternyata akhwat atau perempuan itu,
*suka ketidakpastian yang berlarut, butuh ketegasan sikap. Saya sarankan kepada para pria untuk sesegera mungkin membalas sms akhwat dengan baik untuk menghindari konflik seperti diatas.
Disisi lain, ternyata ikwan kayak saya ini, seperti penjelasan berikut,
*pria yang sedang dilanda masalah tidak ingin diganggu, bahkan ketika kadar masalahnya cukup tinggi, ia tidak ingin diganggu oleh amanah dakwah, ia lebih memilih sendiri dan tidak bertemu dengan orang orang untuk sementara waktu
Harapannya, dengan memahami karakter masing-masing ini, semoga kita dapat saling melengkapi dan tafahhum. Trus kita juga mampu menjaga akhlak dalam berinteraksi dengan lawan jenis.
Masih tentang sms. ternyata Membahas masalah sms juga gak ada habis-habisnya, sekarang sms ini sedikit berbau VMJ, (Virus Merah Jambu) hem, ini adalah salah satu diantara masalahnya, seharusnya lebih ketat menjaga hijab dan akhlak hubungan antara ikhwan dan akhwat. Coba deh perhatikan,
“ Assalamualaikum, ukhti kayfa khaluki? Gimana katanya sakit, udah mendingan?” (ehem)
“ Alhamdulillah udah baikan, udah bisa kok, diajak syuro lagi, syukron atas doanya”
“ Waah kalau gitu, kapan kita bisa syuro lagi”
“ Hem, kapan yach, kalau besok sore aja gimana? Di komsat, “
“ Siiip! Oke deal! Besok bada asar di Komsat ya, infokan ke akhwat yang lain,”
“ Laksanaken bosz...!, semga Allah kuatkan kita di jalan ini”
“ Ya, makasih ukh, maan najah, wassalam”
“Walaikumslm wr wb”
Ups! Gak sempat disensor, tapi semoga rekan kader dakwah & pembaca yang budiman, paham sehingga sensor itu selalu ada di hati selalu merasa diawasi oleh Allah, sekarang saya udah paham. Saya bertekad untuk siap memperkuat basis kesolehan pribadi, menuju kesolehan ummat. Amin.
Trus ada lagi kejadian, masih seputar sms. Setelah saya mengikrarkan sumpah setia atau komitmen untuk soleh wa yuslieh (baik dan memperbaiki), ternyata Allah ingin menguji sekuatmana keimanan dan komitmen saya untuk selalu dalam batasan syari, menghindari berbagai godaan yang datang, ehem salah satu godaan itu datang dari masa silam, masa dimana celana saya masih berwarna abu-abu, dan baju putih tutwurihandayani, sms dari sidia menyapa menghembuskan wewangian syurga yang haram untuk dihirup sekarang, jika dihirup tentu di syurga kelak saya takkan dapatkan huurun aen, bidadari syurga. Namun sempat juga saya terbawa arus, astagfirullahhal adzim!!! Hazihi musykilah kabiiroh!
Bagaimana kisah selanjutnya?
Nah ini dia, saya tersadar telah jauh dari akhlak seorang pemuda muslim ideal, ketika mengikuti acara mabit di DJ (Darul Jannah), yaitu best cam-nya kader KAMMI, karena UIN SUSKA sendiri belum selesai membangun masjid. Ketika itu yang mengisi taujihnya diisi oleh ustadz Yunus L.C, wah luar bisa, beliau berkata bahwa “ penghambat dakwah itu adalah orang yang, tidak komitmen dengan batasan syari” lalu saya bertafakur, merenungi diri yang ternyata telah tergolong dalam golongan penghambat dakwah. Penyesalan terbit, sms-sms “sampah” dan nomor HP perempuan yang tak jelas yang saya nilai berpotensi mengajak kejalan kiri, saya delete .... “jangan ganggu saya lagi.!” Saya berazam dalam hati.
Akhirnya, sms-sms yang bernada melangkolis romantis najis, berubah jadi sms-sms haroki yang berinterval tinggi, tuk tegakkan takbir di jiwa dan raga, supaya terbangun sensitifitas terhadap kebaikan. Semoga kita termasuk pada golongan ‘’ulul albaab” yang berfikir, dan mampu mengambil ibroh disetiap pengalaman. Wallahu a’lam.
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar


Oleh: Jasmawati
Ayu menatap mentari yang mulai menyembunyikan wajah bulatnya di antara awan-awan jingga yang berserakan di kaki langit. Dari kedua bola matanya terpancar cahaya rindu yang kian menyala.
“Mak, ayah bile balek?” Tanyanya.
“Suatu hari nanti ayah pasti balek.” Jawab wanita paroh baya itu.
“Suatu hari tu bile mak?” Tanyanya lagi sambil menoleh ke arah emak.
“Kita tunggu saja mungkin bulan depan ayah dah balek.”
Ayu hanya bisa diam mendengarkan jawaban dari emak,walaupun hatinya berontak karena hanya jawaban itu yang selalu keluar dari bibir emak setiap kali ia menanyakan tentang ayahnya. Dilihatnya emak sedang memasukkan telor kedalam adonan. Tubuh emak yang semakin hari semakin kurus karena harus berjualan kue di sekolah untuk biaya sekolahnya.
Ayu kembali menatap awan-awan jingga yang mulai menjelma menjadi pekat. “ Andai saja Ayah ada pasti mak tak payah-payah berkerja sekeras ini.” Ucapnya lirih. Selembar cerita silam seolah tergambar kembali di ingatannya. Sosok ayah yang pernah menemaninya mengisi hari kian menari-nari di pelupuk matanya. Hampir enam tahun sudah ayahnya pergi, ketika itu ia masih berusia enam tahun. Kata emak ayah pergi merantau ke Malaysia untuk mencari duit yang banyak dan pasti akan pulang, tapi sampai hari ini entah berapa kali senja ia berdiri di bibir jendela rumah panggung yang hampir roboh itu untuk menanti kepulangan sang ayah, namun sosok ayah tidak pernah muncul.
***
Ayu berjalan gontai menuju sudut sekolah tempat biasa emak berjualan kue. Di lihatnya emak sedang sibuk menghitung-hitung kue jualan yang masih terlihat banyak.
“Dah pulang yu?” Tanya emak.
“ Ya.” jawab Ayu singkat.
“Mak, tadi pak Ihsan dah minta duit ujian akhir sekolah.”Ucapnya berat.
Mak hanya diam tidak tau mau memberikan jawaban apa karena sampai saat ini uang untuk ujian akhir sekolah Ayu belum juga terkumpul.
“Coba ayah ada, pasti Ayu dah bayar uang sekolah.”kata Ayu yang tau kalau uang emak tidak cukup untuk membayar uang ujian akhir sekolahnya.
“Iya nak, bentar lagi ayah pasti balek bawa duit yang banyak.”
“Mak yakin ayah akan balek?”
Emak mengaguk walaupun ia sendiri tidak tau entah kapan suaminya itu akan pulang.
***
Satu bulan kemudian
Emak melangkah menghampiri Ayu yang duduk di teras rumah. Ditatapnya wajah Ayu yang sendu.
“Ayu kenapa?” Tanya emak duduk di sebelah Ayu.
“Tadi di sekolah kata pak Ihsan kalau akhir bulan ini belum bayar uang sekolah Ayu tak boleh ikut ujian.”
“Iya nanti kalau ayah dah balek pasti di bayar.”
“Dah satu bulan,tapi ayah tak juga balek-balek, mungkin ayah dah lupa sama kita mak.” Tiba-tiba perkataan itu terlontar dari bibir Ayu.
“Ayu!!!!” Mak tersentak mendengarkan perkataan Ayu.
“Ayu tak boleh cakap macam tu, ayah dah janji sama mak akan balek, mungkin esok atau lusa Ayah akan balek.”Ucap emak wajahnya terlihat mendung
“Maafkan Ayu mak.” Ucap Ayu dengan mata berkaca-kaca.
***
Tok-tok-tok
“Assalamualaikum….”
“Waalaikumsalam.” Mak bangkit membuka pintu dalam benaknya siapakah yang datang senja-senja begini. Mungkinkah suaminya yang pulang. Namun saat ia membuka pintu yang di dapatinya bukanlah sosok suaminya melainkan seorang lelaki jangkung berkulit hitam. Emak mengernyitkan dahinya mencoba mengingat-ingat lelaki yang berdiri di hadapannya.
“Apa kabar Ros? “Aku Irul temannya Agus, masih ingat tak?” Tanya lelaki itu.
“Ooo..kabar baik” Jawab emak.
“Aku kesini Cuma nak cakap, kau tak payah lagi tunggu laki kau balek.”
“Kenapa?” Tanya emak dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
“laki kau dah mati. Dua bulan yang lalu kami dah mau balek ke kampung, tapi dalam perjalanan kapal kami dihantam badai semuanya tenggelam di selat Malaka dan hanya aku yang selamat.”
Seperti ada beribu-ribu duri menusuk hati emak saat mendengarkan berita kalau suaminya telah meninggal. Air matanya tumpah tak terbendung lagi.
“Mak tadi Ayu liat ada yang datang, siapa mak?” Tanya Ayu yang baru pulang dari mengambil air di sumur belakang rumahnya.
“Apa orang tu bawa kabar tentang ayah? bile ayah balek katanya mak?”
Seketika tangis emak pecah bibirnya kelu, perlahan diraihnya Ayu kedalam pelukannya.
“Ayah Ayu tak kan pernah balek lagi baik bulan depan,besok, ataupun lusa.”Ucap emak pilu.
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar

oleh:Ema
Ya Rabb Izinkan Aku MencintaiMu
Izinkan aku mencintaiMu walaupun cinta ku ini tak kan sesempurna cinta para nabiMu, cinta para sufiMu, dan cinta para kekasihMu
Izinkan aku mencintaiMu, lewat sholat yang kudirikan kadang dengan pikiran melayang ke berbagai himpitan dunia
Izinkan aku mencintaiMu, lewat sujud panjang dalam tahajud yang tak sanggup kupenuhi setiap malamnya
Izinkan aku mencintaiMu di setiap lantunan ayat-ayat cintaMu yang masih terbata-bata kulafazkan
Izinkan aku mencintaiMu lewat sepotong hati yang masih sering kunodai dan ingin kubasuh dengan cahaya keimanan kepadaMu
Izinkan aku mencintaiMu lewat ayunan pena yang ingin kutinggalkan jejak-jejak cahayaMu
Izinkan aku mencintaiMu, mengumpulkan serpihan rindu meski harus merangkak dan tertatih
Inilah aku yang ingin mencintaiMu wahai Rabb
Sebisaku, semampuku, dengan segala kelemahanku
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar


Oleh:Pipit Senja
Obituari: Ustazah Yoyoh Yusroh Mujahidah Masa Kini
Suatu siang, April 2008
Bermula dari pesan singkat Ustazah Yoyoh Yusroh, mengundangku untuk jumpa di kantornya, gedung DPR, Nusantara Bhakti 2. Kupikir, Mbak Yayu, istri Presiden PKS (ketika itu) Tifatul Sembiring yang telah menyampaikan pesanku kepada beliau.
Beberapa bulan sebelumnya, Ustazah Yoyoh Yusroh telah mengamanahi kami (Anneke Puteri, aku dan kawan-kawan) wakaf sebidang tanah di Depok Timur untuk gedung Taman Baca. Proposalnya siang itu kuserahkan kepada sosok itu, seorang muslimah yang telah lama kukenal kisah perjuangannya dari teman-teman liqo. Namun, baru beberapa kali saja bertemu muka secara langsung, dan bisa berbincang akrab.
“Boleh saya curhatan, Umi,” ujarku usai urusan proposal.
Kusadari bahwa ini spekulasian, selain hanya terkait urusan pribadi, bisa jadi sebagai sikap lancang terhadap seorang anggota MPR/DPR RI. Duh, maafkan daku, Umi cinta!
“Oh, boleh… Ada yang bisa saya bantu, Teteh?”
Aku merasai benar aura keramahan, kebersahajaan dan ketulusan memancar dari sosok yang telah banyak menjadi panutan kaumku perempuan. Dalam sekejap aku merasa dapat mempercayai sosok ini, maka kutitipkan sebagian beban nestapaku. Bahwa ada masalah besar, kemelut dalam rumah tangga, sehingga aku dan anak-anak harus memutuskan untuk hijrah dari rumah yang selama ini kami tempati.
Beberapa detik berlalu, aku menanti dalam debar harap, dan membuang jauh-jauh gengsi, segala tetek bengeknya itu. Ternyata sosok keibuan ini telah menghadiahiku satu hal. Bahwa aku dan anak boleh menempati rumahnya yang kosong. Saat itu juga Ustazah Yoyoh langsung menelepon Mbak May, orang yang selama ini diamanahi memegang kunci rumahnya.
“Silakan, Teh.. kapan pun Teteh siap, boleh menempati rumahnya,” katanya dalam nada yang ikhlas dan serius. “Rumah itu memang sudah lama kosong.”
“Duh… Umi… bagaimana saya mengucapkan terima kasih,” tergagap-gagap mulutku bahna haru.
Umi Umar, demikian sebutannya di kalangan liqo kami, seketika menggenggam kedua tanganku, mengalirkan semangat dan kekuatan melalui jari-jemarinya yang hangat dan lembut.
“Kita ini bersaudara, Teteh… saya paham masalah Teteh. Banyak sekali ibu-ibu, istri yang mengalami hal seperti ini.”
Siang itu betapa banyak pelajaran berharga yang bisa kupetik. Pertemuan dengan seorang ibu yang memiliki karier luar biasa, sebuah keluarga sakinah, ibu dari 13 anak yang penuh welas asih, duhai!
Beberapa jenak kami masih berbincang tentang berbagai hal, karya, dakwah dan cintanya terhadap anak-anak dhuafa. Kemudian aku diajaknya melihat-lihat ruangan di sebelah menyebelah.
“Ini dia ruang sidang komisi delapan,” ujarnya ketika kami berdua memasuki sebuah ruangan luas.
“Pernah saya menulis lakon anggota dewan. Setingnya, yah, syukurlah tidak jauh-jauh amat. Jadi merasa tenang, tidak ngapusi pembaca,” kataku sambil menahan tawa, betapa diriku sebagai penulis suka mengembangkan imaji liarku ke mana suka.
“Teruslah menulis, Teteh,” kembali kurasai genggaman hangatnya di telapak tanganku.
“Boleh minta endorse nanti untuk buku yang sedang Teteh sunting, ya, Umi?” pintaku serius.
“Insya Allah dengan senang hati, Teteh.”
Maka, aku telah menerima janjinya tersebut untuk buku memoarku; Dalam Semesta Cinta. Endorsenya kupajang di kover depan sbb: “Membaca buku ini membangkitkan semangat kami untuk banyak merenung dan mencatat detail nikmat-Mu yang kadang alpa dari ingatan kami. Terus berkarya ya Teteh, alirkan cintamu kepada kami melalui penamu yang tajam.” (Ustazah Yoyoh Yusroh)
Tak berapa lama kemudian, Ustazah Yoyoh menawariku makan bersama. Karena makanannya telah tersedia, meskipun sungkan, akhirnya kuterima ajakannya. Maka, kami berdua makan siang di ruang kerjanya. Beberapa rekannya sesama anggota Dewan atau mungkin stafnya, melintas, saling menyapa. Mungkin mereka heran juga;” Siapa itu yang numpang makan dengan Bu Yoyoh?”
“Baiklah, sekarang Teteh pamitan, ya Umi.”
“Oh, jangan pulang sendirian. Kita sama-sama pulangnya kan searah ke Depok. Sebentar, ya, Teteh,” ujarnya sambil menghubungi seseorang yang ternyata adalah suaminya, Pak Budi Darmawan.
Saat itu sedang ada demo di pintu gerbang gedung MPR/DPR RI. Jadi, mobilnya diarahkan dari bagian belakang. Rasanya bak mimpi saja. Berjalan bersama sosok yang sering disebut-sebut dan dibanggakan oleh Helvy Tiana Rosa. Ya, dia dengan tulus masih meluangkan waktu, bersama Pak Budi, mengantarku sampai kawasan Kalibata.
“Maafkan, ya Teteh, tidak bisa mengantar sampai Depok. Kami langsung ditunggu acara pengajian di rumah.”
“Duh, tidak apa-apa, ini sudah sangat merepotkan, terima kasih, ya Umi, sampai jumpa…” ujarku lirih sebelum kami berpisah, sementara mataku terus-menerus membasah.
“Ya, sampai jumpa. Istiqomah selalu, ya Teh, assalamualaikum…”
Tidak hanya itu, Pak Budi meluangkan waktunya untuk turun dan mencegatkan sebuah taksi, bahkan memberikan ongkosnya pula kepada sopir taksi hingga ke Depok.
Subhanallah, pasangan suami-istri yang sungguh luar biasa dalam urusan keikhlasan berbagi.
Sebuah beban telah terangkat dari bahu-bahuku, segera kukabari hal ini kepada anak-anak. Petang itu pun kami langsung boyongan ke rumah besar, bersebelahan dengan sebuah mesjid. Inilah kawasan Yayasan Ibu Harapan.
Sejak saat itu hingga empat bulan kemudian, aku dan dua anak serta seorang menantu yang sedang hamil, menempati rumah milik Ustazah Yoyoh Yusroh. Begitu banyak nikmat dan hikmahnya selama menempati rumah idaman, demikian Butet menyebutnya. Sebuah rumah megah bercat putih-krem, tiga lantai dan perabotan yang lengkap.
Tiap hari Minggu, setelah sholat subuh berjamaah, aku bisa mengikuti kuliah subuh yang dipimpin langsung oleh Ustazah Yoyoh Yusroh. Ketika itulah taklimnya kedatangan seorang tamu istimewa dari Arab Saudi, yakni; Yusuf Qardhawi.
Gemetar rasanya bisa melihat dan berbincang sekilas dengan penulis besar itu. Meskipun komunikasi dijembatani oleh Ustazah Yoyoh Yusroh yang fasih bercakap bahasa Arab. Ya, berkat kedekatan dengan Umi Umar yang selalu murah senyum ini, semuanya itu bisa terjadi.
Suatu hari, seorang asistennya menyampaikan titipan dari Ustazah Yoyoh. Sebuah amplop tebal, begitu kubuka ternyata berisi sejumlah uang. Aduh, betapa malu diri rasanya hatiku. Sudah ditampung di rumahnya, bukannya bayar uang sewanya, malah menambah beban saja.
Awalnya, kukira hanya akan sekali itu saja, karena kebetulan aku harus ditransfusi. Namun, ternyata pada bulan berikutnya pun ada titipan serupa melalui asistennya.
“Umi, mohon tidak memberi sumbangan terus, buat Teteh. Bukankah Umi juga sedang mencari dana untuk anak-anak dhuafa,” kataku via SMS.
“Insya Allah rezeki-Nya akan mengucur deras untuk anak-anak, Teteh. Terimalah, itu kan rezeki Teteh juga untuk beli obat,” balasnya.
Subhanallah, alhamdulilah. Dan memang rezeki terus mengalir, selama tinggal di rumah idaman itulah; aku digratiskan pergi Umroh oleh Travel Cordova, Haekal yang baru lulus mendapatkan pekerjaan tetap, Butet mendapat beasiswa dan pertukaran pelajar ke Banjarmasin, Seli dinyatakan positif hamil anak pertamanya.
Sungguh, betapa indah simpul persaudaraan yang diulurkan oleh Ustazah Yoyoh Yusroh kepadaku dan anak-mantu. Kutahu, kepada jamaah taklimnya di pelosok Tanah Air pun dia melakukan banyak kebaikan, kemuliaan yang agung dan tanpa pamrih. Bahkan ketika sedang mengandung tua pun masih jua menempuh perjalanan jauh, demi menyampaikan sumbangan untuk korban gempa dan tsunami.
Sosok muslimah yang satu ini, memang bukan sekadar seorang ibu dari 13 anaknya yang semuanya hafidz Al Quran, seorang istri shalehah yang kerap menawarkan suami tercinta untuk beristri lagi.
Tidak hanya itu, muslimah perkasa yang selalu berpenampilan bersahaja inipun adalah; sosok mujahiddah luar biasa untuk masanya. Ketangguhannya, keimanannya, dan keistiqomahannya melebihi para pahlawan perempuan yang pernah lahir dalam sejarah Indonesia.
Kini, engkau telah pergi untuk selamanya, 21 Mei 2011, Mujahiddah.
Namun, kami senantiasa mengenang segala ketulusan dan keikhlasanmu dalam berbagi ilmu, rezeki dan waktu, masa-masa emasmu yang seharusnya untuk keluarga.
Engkau tidak pernah mementingkan diri sendiri, melainkan jamaah, ummat yang diutamakan.
Selamat jalan, Muhajiddah kami tercinta, duhai…
Hanya jannah-Nya jualah yang pantas untuk tempatmu.
Semoga kita masih dapat jumpa, Saudariku cinta, Ustazah Yoyoh Yusroh. (Pipiet Senja)
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar


“Untuk saudaraku di Indonesia, mengapa saya harus memilih dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia. Namun jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki adalah karena negri kalian berpenduduk muslim terbanyak di punggung bumi ini, bukan demikian saudaraku?

Di saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis dakwah dari jama’ah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jama’ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini. Wah, sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum.

Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku, jika jumlah jama’ah haji asal Gaza sejak tahun 1987 sampai sekarang digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jama’ah haji dari negara kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian. Wah pasti uang kalian sangat banyak, apalagi menurut sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji yang kedua kalinya, Subhanallah.



Wahai saudaraku di Indonesia,

Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya dan kami yang ada di Gaza ini, tidak dilahirkan di negri kalian saja. Pasti sangat indah dan mengagumkan. Negri kalian aman, kaya, dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang negri kalian.

Pasti ibu-ibu disana amat mudah menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapoatkan di toko-toko dan para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.

Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku, tidak seperti di negri kami ini. Tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah. Sehingga istri kami terpaksa melahirkan di atas mobil, ya di atas mobil saudaraku.!

Susu formula bayi adalah barang langka di Gaza sejak kami diblokade 2 tahun yang lalu, namun istri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga 2 tahun lamanya, walau terkadang untuk memperlancar Asi mereka, istri kami rela minum air rendaman gandum.

Namun, mengapa di negri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya. Terkadang ditemukan mati di parit-parit, selokan, dan tempat sampah. Itu yang kami dapat dai informasi di televisi.

Dan yang membuat saya terkejut dan merinding, ternyata negri kalian adalah negri yang tertinggi kasus aborsinya untuk wilayah Asia. Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian? Apakah karena di negri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina seperti itu? Sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami disini.

Memeang hampir setiap hari di Gaza sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati. Namun, bukanlah di selokan-selokan atau got-got apalagi di tempat sampah. Mereka mati syahid saudaraku! Mati syahid karena serangan roket tentara Israel!



Kami temukan mereka tak bernyawa lagi di pangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan Zionis Israel. Saudaraku, bagi kami nilai seorang bayi adalah aset perjuangan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan negri ini.

Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 Desember 2009 kemarin, saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 di antaranya adalah anak-anak kami, namun sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru di jalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar, Allahu Akbar!

Wahai saudaraku di Indonesia,

Negri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, namun kenapa di negri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar. Apa karena sulit mencari rizki disana? Apa negri kalian diblokade juga?

Perlu kalian ketahui saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi, apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami diblokade. Sungguh kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai tata usaha di kantor pemerintahan HAMAS sudah 7 bulan ini belum menerima gaji bulanan saya. Tetapi Allah SWT yang akan mencukupkan rizki untuk kami.



Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan. Ya, mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel. Mereka mengucapkan akad nikah diantara bunyi letupan bom dan peluru, saudaraku.

Dan Perdana Menteri kami, Ust Isma’il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.

Wahai saudaraku di Indonesia,

Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqah pembinaan di negri antum (anda). Seperti yang diceritakan teman saya, program pengajian kalian pasti bagus, banyak kitab mungkin yang kalian yang telah baca. Dan banyak buku-buku pasti sudah kalian baca. Kalian pun bersemangat kan? Itu karena kalian punya waktu.

Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini. Satu jam, ya satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqah. Setelah itu kami harus terjun ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang diberikan kepada kami.

Kami di sini sangat menanti-nantikan saat halaqah tersebut walau hanya satu jam. Tentu kalian lebih bersyukur. Kalian punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqah, seperti ta’aruf, tafahum, dan takaful disana.

Halafalan antum pasti lebih banyak daripada kami. Semua pegawai dan pejuang HAMAS disini wajib menghapal Surah Al-Anfal sebagai nyanyian perang kami, saya menghafal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana dengan kalian?



Akhir Desember kemarin, saya menghadiri acar wisuda penamatan hafalan 30 Juz anakku yang pertama. Ia merupakan diantara 1000 anak yang tahun ini menghafal Al-Qur’an dan umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal Al-Qur’an ketimbang anak-anak kimi disini. Di Gaza tidak ada SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) seperti di tempat kalian yang menyebar seperti jamur di musim hujan. Disini anak-anak belajar diantara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun kurma. Ya, di tempat itu mereka belajar, saudaraku. Bunyi suara setoran hafalan Al-Qur’an mereka bergemuruh dianatara bunyi-bunyi senapan tentara Israel. Ayat-ayat jihad paling cepat mereka hafal, karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung mereka rasakan.

Oh iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan aksi demo-demo kalian disini. Subhanallah, kami sangat terhibur. Karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini.

Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami disini, termasuk kalian yang di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan , saudaraku. Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhwah kalian kepada kami. Doa-doa dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.

Oh iya, hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telpon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi. Salam untuk semua pejuang-pejuang Islam dan ulama-ulama kalian.

Saudaramu di Gaza, Abdullah Al Ghaza

Sumber : http://www.menarik-unic.co.cc/2011/05/sebuah-surat-dari-pejuang-hamas-gaza.html#ixzz1MJC2cYYP
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar


Oleh:Cintabasmalah

Ampuni Aku, Tuhan

menderu ombak,
kegalauan memecah keangkuhan
ada terpaan yg melimbungkn tatanan hati
ada getaran yg mengusik lelap panjang.
Bongkahan lelah
menguak jiwa detik ini
yang lama sembunyi
dalam dekapan angan
dalam rengkuhan semu
di mimpi yg brtopeng kenikmatan.
Dekapan itu. . .
Rengkuhan itu. . .
Ternyata tak mampu menghangatkan
aku tersentak,ketika ada suara yg membisik lembut
bahwa aku trlelap begitu lama.
Cahaya itu hampir meninggalkanku
dan kini hanya sepenggal waktu untukku kecup.
Ya Tuhan. .
Hantarkanku menggapai cahayaMU
Ampuni aku, Tuhan..
Lelapku jauhi cahaya itu
kan ku penuhi titahMU setelah ini
kan ku abdikan diri sebagai muslim sejati.
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar


oleh:Nellya Chusnita


Berangkat dari selembar kertas berisi sebuah pengumuman ketika awal masuk sekolah menengah atas dulu. Kertas pengumumannya biasa saja, dengan kemampuan design yang biasa pula, tulisannya warna hitam dengan page border daun hijau dan bunga merah, isinya hanya ajakan mengikuti suatu kegiatan dengan embel-embel teman,ilmu dan outbond, dan dinamakanlah kegiatan itu ROHIS. Nyaris tak ada yang menarik dari kertas itu, hanya kata ‘outbond’lah yang pertama jadi perhatian. Karena penasaran, jadilah aku datang ketempat dan waktu sesuai petunjuk dikertas itu, setiap Jumat jam 11.30 (pulang sekolah).
Sampai disana, ternyata tak ada yang namanya outbond, yang ada malah rujak party, lalu ditutup dengan mengajak yang hadir pada hari itu untuk datang setiap hari jumat (khusus wanita) sepulang sekolah, dan hari sabtu sepulang sekolah juga (bagi pria). Masih diberondong rasa penasaran, akhirnya datanglah setiap jumat disana. Acaranya ternyata kajian melingkar yang aneh; diawali dengan tilawah, disambung dengan ‘cerita’, lalu ditutup dengan doa, bersama satu (kadang 2-3) orang dari luar sekolah itu, yang belakangan aku kenal sebagai kakak mentor. Pakaiannya aneh dan terkesan sangat ustazah. Ceritanya seputar keMaha-an Allah swt, kegagahan nabi-nabi, kesetiaan sahabat, kasih ibu, dan yang paling menarik, cinta... dan lain-lainnya yang sering membuatku sangat mengantuk. Semua aku jalani selama berminggu-minggu hanya untuk memuaskan penasaranku tadi.
Setelah berbulan-bulan, acara ini semakin membawaku tenggelam bersama sejuknya kata-kata mentorku, candaan-candaan kakak-kakak tingkatku, dan nasehat-nasehat teman sebayaku...wah..menyenangkan. Aku sudah lupa dengan outbond, bahkan pernah rela mendapat semacam tamparan dari guru sekolahku lantaran piket kelas yang kurang bersih, waktu itu sudah keburu terlambat, karena keasyikan menjalankan piket di mushalla.
Pernah juga, bersama sahabatku -yang paling aku sayangi- membersihkan mushalla. Waktu itu tiba giliran piket bidang mikat (minat dan bakat, kepengurusan ROHIS sekolah), hanya berdua saja, dua orang anak perempuan kelas X SMA. Dan itu kami lakukan tanpa ada keluhan-malah cengengesan- dan sempat ‘bercanda’ dengan binatang kecil penghisap darah yang sembunyi direrumputan lembab sekitaran mushalla. Juga ketika kebagian tugas mengawal kegiatan pesantren kilat ramadhan, aku bersama teman satu timku sukses membuat adik-adik kami merasa sangat bosan dan menikmati acara yang jauh dari kata menarik.
Tidak terasa memang, ketika semua itu membentukku menjadi lebih baik (setidaknya itu yang kurasakan). Dari sana aku banyak belajar, tentang arti keikhlasan; tanggung jawab; kejujuran; mengerti orang lain; saling menyayangi; team work; manajemen waktu; sampai dengan memanage hati. Mulai dari memakai jilbab dua kali sepekan -waktu itu hanya ketika disekolah- sampai mengulurkannya lebih panjang lagi. Lalu tentang keistiqomahan baik dari segi berpakaian, akhlak dan amalan lainnya. Diteruskan dengan yang mulanya salat bolong-bolong, sudah mulai dirapikan dan konsisten. Kemudian yang dulu tilawahnya masih terbata-bata, hingga sudah menyelesaikan tahsin. Dulu yang tidak mengenal apa itu qiyamullail dan dhuha, sudah mulai mengerjakannya. Dulu yang masih kurang santun dengan orang tua, kini lebih lembut dan menurut.
Semua itu bukannya tanpa perjuangan, pahitnya harus dirasakan, jalannya tidak mulus, butuh waktu yang panjang untuk mencapainya. Cahaya –begitu aku menyebutnya- itu tak datang tanpa dijemput. Ia mesti dijemput dalam suatu tempat dimana terdapat manusia shaleha yang berkumpul mengkaji ilmu dan konsisten belajar dengan keikhlasan. Dimana manusia-manusia pembelajar itu dinaungi para malaikat, tempat itu kusebut majelis malaikat.
Walau demikian sulitnya, Cahaya itu sungguh indah, jalan itu sungguh manis, rasanya tak ada jalan lain yang ingin kutempuh. Tapi, wajar jika nanti ada yang berbelok, tapi semoga ingat jalan berbalik. Begitulah, awal mengenal Cahaya... terasa asing, lalu menerangi, sampai akhirnya tak ingin melepasnya...
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 1 komentar

oleh:Jasmawati

Banyak yang mengatakan kalau dunia pendidikan hanya milik kaum lelaki saja.Seolah-olah kaum perempuan tidak memberikan kontribusi apapun dalam dunia pendidikan. Padahal sebenarnya perempuan lah yang berperan penting dalam meningkatkan dunia pendidikan. Contoh terdekat saja dapat kita ambil dari seorang Ibu. Proses pendidikan di awali dari lingkungan paling kecil yaitu rumah. Dari sinilah bermulanya kontribusi perempuan. Seorang ibu mengandung janinnya di dalam rahim selama 9 bulan. Setelah melahirkan ke dunia, ia menyusui selama 2 tahun serta mengasuhnya sampai mandiri. Inilah aktivitas yang di lakukan oleh seorang Ibu. Dalam keadaan ini seorang Ibu berperan penting dalam proses perkembangan seorang anak. Dengan demikiaan proses seorang Ibu sangat besar pengaruhnya dalam proses pendidikan seorang anak. Terutama pada masa pertumbuhan awalnya, dengan memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak. Dan inilah yang menjadi dasar proses pendidikan selanjutnya. Ini telah di buktikan oleh Asma’ binti Abu Bakar as-shidiq. Seorang Ibu yang patut di teladani. Beliau telah berhasil mendidik anaknya Abdullah bin Zubair sebagai pahlawan islam yang tangguh imannya, yang selalu menginginkan Ridho Allah dan kedua Ibu bapaknya. Dan hal yang sama juga di lakukan oleh marie curiee yang mengabdikan dirinya pada Ilmu pengetahuan, tapi tidak mengabaikan rumah tangganya. Sehingga keberhasilan yang yang di raih oleh Putrinya Eve curiee, tidak lepas dari didikan sang Ibu.
Adapun Wanita yang pertama kali layak di sebut memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan adalah Aisyah Ra yang nama nya tercatat sebagai intelektual papan atas di tahun-tahun pertama islam. Tokoh wanita yang selalu memberikan ide-ide cemerlang dalam kemajuan islam. Selain itu Aisyah juga terkenal dalam bidang piqih yang nyaris tak tertandingi kehebatanya dalam sejarah islam. Keahliannya yang ia miliki menjadikan ia sebagai salah seorang sumber rujukan pada zamannya.
Tokoh wanita lain yang memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan adalah Hellen keler, wanita yang ketika berumur satu tahun terserang penyakit yang parah dan mengakibatkan ia tidak bisa melihat dan mendengar, tapi keterbatasan yang ia miliki tidak meredupkkan semangatnya untuk terus belajar. Ia belajar di rumah dengan bimbingan guru pribadi yang di datangkan orang tuanya. Dengan semangat dan rasa optimis yang ia miliki, di usia 20 tahun ia berhasil masuk universitas. Selama di bangku kuliah Hellen aktif menulis Dan kemudian mengantarkan ia menjadi seorang peneliti dan penulis di Amerika serikat.
Sedangkan di Indonesia wanita yang telah memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan dan menjadi menjadi inspirasi bagi setiap wanita adalah r.a Kartini, sosok pahlawan yang mengharumkan nama bangsa dengan memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Yang mana pada saat itu kondisi pendidikan sangat memperhatinkan khususnya kaum wanita. Anak-anak yang berumur 12 tahun ke atas tidak di perbolehkan belajar di luar rumah. Dan kartini lah yang merubah cara pandang masyarakat pada saat itu. Selain membangun sekolah khusus wanita, Kartini juga mendirikan perpustakaan bagi anak-anak perempuan. Hingga ia meninggal di usia 25 tahun namanya tetap hidup sebagai pahlawan yang ikut memajukan pengetahuan di tanah air. Perjuangan kartini telah membuka cakrawala bagi Negara Indonesia. Yang melahirkan banyak tokoh Kartini masa kini di antaranya wanita yang mengikuti jejak Kartini adalah alm Ainun Habibi. Dia adalah dokter FK UI. Yang rela melepaskan status dokternya hanya kerena ingin mengikuti suaminya ke Jerman dan untuk mengurusi anak-anaknya. Padahal waktu itu sang suami belum menjadi apa-apa, tapi ia telah memutuskan untuk taat dan mengikuti sang suami. Selain itu ada lagi tokoh Kartini masa kini, dia adalah Yoyoh Yusroh. Anggota DPR sekaligus dewan syuro PKS. Ia telah berhasil menjadikan 13 anaknya sebagai hafizh qur’an. Ia pun memberikan pendidikan yang terbaik untuk semua anaknya, dengan menyekolahkan anaknya ke luar Negri. Beasiswa pula. Dan masih banyak lagi kartini-kartini masa kini yang memiliki peran penting dalam bidang pendidikan, baik itu kabinet, perlemen, hingga di bidang usaha.
Masih banyak lagi tokoh wanita lain yang telah memberikan kontribusi dan menorehkan berbagai perstasi besar dalam dunia pendidikan. Jadi tidak semuanya benar bahwa dunia pendidikan adalah milik kaum laki-laki.
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar

oleh:Alfikri Fauzi “Assalamualaikum wara matullahi wabarakatu” Pertama dan utama sekali marilah kita panjatkan puji syukur kita kehadirat Allah swt, atas nikmat dari-Nya lah kita bisa bersilaturahmi lewat rangkaian kata di surat ini.Dan tak bosan-bosan pula kita menyampaikan shalawat beriring salam kepada Arwah Junjungan kita yakni Nabi Muhammad Saw.Karena berkat perjuangan beliaulah kita bisa merasakan manisnya proses Tarbiyah dan bisa merasakan Indahnya menjadi seorang Muslim.Mudah-mudahan dengan banyak bershalawat kepada beliau kita mendapatkan syafa’at darinya di Yaumil Masyhar kelak. Amin!!!! Alhamdulillah, sebelum saya masuk ke dunia Putih yakni kalangan Ikhwan,saya sudah termasuk orang Hanif.Sejak MDA saya sudah mempunyai bakat dalam bidang dakwah yakni selalu Rangking Pertama di kelas dan selalu menjadi Juara 1 dalam perlombaan ceramah yang diadakan di MDA.Dan didikan dari orangtua saya cukup baik,karena mereka melarang saya untuk keluar pada malam hari. Jadi, saya hanya boleh keluar malam jika ada urusan penting(Syar’i). Dan ketika SMP pun bakat saya semakin diasah,karena ketika di SMP saya selalu menjadi Petugas Kultum jika ada Guru yang berhalangan.Dan ketika SMP ini lah,saya mendapatkan gelar baru dari teman-teman dan Guru-guru yakni julukan yang pada saat ini sebenarnya saya belum pantas untuk mendapatkan yakni “Ustad”.Ketika teman-teman bertemu dengan saya, mereka selalu memanggil saya Ustad. Dan saya mulai mengenal dunia Liqo’/Mentoring yakni ketika saya menginjakan kaki saya di dunia abu-abu putih atau masa SMA.Ketika itu saya di ajak oleh Kakak-kakak tingkat di sekolah saya yakni Akhi Ridho dan Akhi Sadi untuk masuk ke dalam Organisasi Rohis(Kerohanian Islam Sekolah).Pada awalnya saya cukup semangat dalam mengikuti kegiatan Rohis itu, namun lama-kelamaan semangat itu memudar karena saya harus mencapai mimpi saya yakni menjadi Pemuncak di SMA tersebut. Saya akui bahwa saya sebenarnya Kader ‘Ilmi,karena dari kelas 1 sampai kelas 2 SMA saya fokus belajar dan mengurus Rohis hanya setengah hati.Dan Alhamdulilah, mimpi saya tercapai yakni pada semester 1 Kelas 2 saya berhasil menjadi pemuncak di SMA tersebut.Sebenarnya saya sangat sedih sekali sekarang karena dengan banyaknya amanah yang saya pegang, kemampuan akademik saya menurun.Dan orangtua saya pun sempat marah kepada saya. Harapan saya, di tahun yang akan datang amanah saya di Kampus bisa berkurang.Dan saya bisa lebih fokus menjadi Kader ‘Ilmi. Dan saya memperoleh semangat lagi untuk aktif di Rohis SMA tersebut ketika Kakak Tingkat saya bisa masuk di Universitas Terkemuka di Indonesia yakni UPI Bandung. Mereka bercerita bahwa di setiap sekolah umum di bandung itu sudah mempunyai Rohis. Akhirnya saya dan rekan saya Herman bangkit kembali dari kefuturan dengan jalan menguasai siyasih di sekolah. Semua anak Rohis di Sekolah saya sepakat bahwa rekan saya Hermansyah harus menjadi Ketua OSIS di SMA N 1 Benai walaupun wakilnya dari kalangan perempuan. Akhirnya setelah kader Rohis kami naik,Rohis kami mendapatkan tempat yang terhormat di sekolah tersebut yakni kami berhasil membentuk Tim Safari Ramadhan ke desa-desa dengan di komandoi oleh Seksi Ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang mana saya dipercaya menjadi koordinatornya. Dan yang membuat ROHIS kami dipandang Rohis percontohan di kuansing karena di Kuansing Rohis yang pertama kali berdiri dan disetujui oleh Kepala Sekolahnya adalag ROHIS SMA N 1 Benai.Dan dalam masa kepengurusan kami(ketika itu saya kelas 3 IPA 1) kami berhasil mengadakan silaturrahim ke Rohis yang baru dibentuk yakni ROHIS SMA N 2 Benai. Dan yang membuat sekolah saya terkagum-kagum yakni Pemuncak 1,Pemuncak 2 dan Pemuncak 3 pada kelas 3 semester 1 adalah para Jundullah yakni Kader ROHIS SMA N 1 Benai.Harapan saya kepada FKII agar mendata kader-kadernya yang berprestasi di SMA dan sekarang anjlok prestasinya gara-gara kebanyakan amanah di Kampus agar memberikan kepada mereka lagi waktu yang banyak bagi mereka untuk bisa berprestasi lagi. Dan kita buktikan pad kampus ini bahwa kader-kader FKII harus menjadi pemuncak di kampus UIN SUSKA. Dan saya mulai merasakan hidayah Allah itu muncul di hatiku ketika saya mulai asik mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan Islam.Ketika itu abang saya pulang kampung dari kuliahnya yakni di IPB Bogor,rupanya abang saya banyak membawa majalah ISLAM Sabili dan buku-buku yang berkaitan dengan ISLAM.Saya pun mulai jatuh hati dengan Islam dengan memperoleh pencerahan dari Majalah Sabili. Sampai sekarang,saking jatuh cinta sama SABILI,saya masih terus update baca Sabilinya.Setelah itu saya semakin semangat datang Liqo’nya, dan Murobbi saya waktu SMA juga orang yang luar biasa karena dia juga ahli kungfu.Dan itu membuat saya terkagum pada pribadinya,dan akhlaknya yang luar biasa dan santun kepada Binaanya. Mudah-mudahan Murobbi saya selalu diberikan kekuatan Allah dalam membimbing generasi Muda di SMA N 1 Benai tersebut. Harapan saya kepada FKII agar mengaktifkan kembali kegiatan beladirinya karena Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah(Alias Pandu AZZAM).Ketika saya sudah masuk ke dunia Ikhwan ini baru saya sadar bahwa menjadi Da’i Profesional itu harus dimulai dari diri pribadi kita masing-masing. Mungkin waktu SMP,ketika kultum saya mengatakan apa yang tidak saya kerjakan sehingga informasinya masuk telinga kiri keluar telinga kanan.Dan Alhamdulilah,ketika saya masuk ke dunia Putih ini saya wajib mengisi daftar amalan yaumiyah diri kita,jadi kita bisa menjadi Da’i Profesional yakni mengerjakan apa yang kita ucapkan ketika ceramah. Dan di Dunia Putih ini saya berhasil menemukan dakwah yang begitu mengasikkan karena kita langsung berhadapan face to face dengan objek dakwah kita,sehingga bisa tersampaikan dengan baik(Metode Liqo”/Mentoring).Sangat berbeda dengan kultum/ceramah,yang mana bisa saja ketika kita berbicara masih banyak orang yang bercerita dan tidak mendengarkan ceramah kita. Mudah-mudahan dengan adanya mentoring di setiap elemen kampus UIN SUSKA bisa melahirkan orang-orang yang tersibgah dengan celupan Allah swt.Akhirnya, aku akan menuliskan sebait puisi: “Saat Tarbiyah Menyinariku” Hari ini ku sangat bahagia Ketika Tarbiyah menyinariku Dahulu kegelapan syirik selalu menutupi mata hatiku Dahulu kegelapan maksiat selalu menghantuiku Ya Allah..... Terima kasih Ya Rabb... Engkau telah mengenalkan aku dengan Tarbiyah Engkau telah memberikan hidayah-Mu lewat proses Membaca ayat-ayatmu Saat Tarbiyah menyinariku.... Aku menjadi bangga menjadi seorang muslim... Aku menjadi terobsesi memimpin negeri ini.... Aku menjadi orang-orang yang berjiwa besar... Saat Tarbiyah menyinariku... Aku mempunyai banyak saudara yang sehati denganku... Aku menjadi orang yang selalu senang setiap detik..... Karena Tarbiyah bukanlah segala-galanya.. Tapi segala sesuatu berasal dari Tarbiyah... Ya Rabb... Istiqomahkanlah aku di jalan dakwah yang panjang ini.. Ya Rabb.... Sinarilah pribadiku dengan cahaya Tarbiyah.... Demikianlah karya tulis saya tentang “Ketika Mentoring Mengubah Hidupku”.Mudah-mudahan apa yang saya tulis ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.Dan semoga buku yang akan diterbitkan ini bisa menggugah para manusia yang tersesat untuk kembali kepada jalan kebenaran.Amin....! Dan Mohon Maaf atas segala kesalahan jika terdapat dalam kepenulisan ini. “Wassala mualaikum wara matullaahiwabarakatu”
[ Read More ]

Posted by HUMAS FKII ASY-SYAMS - - 0 komentar


Alhamdulilah puji dan rasa syukur sentiasa kita curahkan kepada Allah SWT atas nikmat-nikmat yang tak kan pernah sanggup kita untuk menghitungnya. Jika seandainya saja nikmat Allah itu dinampakkan maka, kaki yang kuat tak kan mampu melangkah karena bingung nikmat yang mana dulu harus di pijak. Pandangan yang tajam tak kan mampu melihat karena bingung karena bingung nikmat yang mana dulu yang mesti ditatap. Bahkan badan yang kekar bugar hanya mampu bersandar karena bingung nikmat yang mana dulu yang mesti direngkuh dalam pelukan. Sedangkan si mulut tak henti-hentinya melafazkan syukur maka, maha suci Allah segala puji hanya miliknya.
Dan Sholawat beriring salam tak lupa pula kami kirimkan kepada sang suri tauladan,Baginda Rasullah karena berkat perjuanganyalah saat ini kita bisa meraskan indahnya islam, nikmatnya ukuwah, dan manisnya iman. Semoga semangat sentiasa menyala di dalam jiwa kita untuk meneruskan rislah dakwah beliau yang penuh onak dan duri. Tapi yakinlah lelahmu tak akan sia-sia di sana surga telah menantimu untuk menatap wajah sang kekasih(Allah SWT) dan menjumpai sang Rosullah.
Baiklah sahabat Asy-Syams, blog ini kami hadirkan sebagai wadah untuk berbagi dalam kebaikan lewat sederet kata, sebait kalimat, dan juga untuk melahirkan pejuang-pejuang pena agar nanti ketika napas terhenti berhembus, ketika denyut nadi berhenti berdenyut, masih ada bagian dari kita yang masih hidup sepanjang zaman. Tumpahan dan curahan mengalir deras, bak luncuran terjun menghamburkan percik-percik air telaga madu kautsar hikmah yang merekah.
Seperti tujuannya di hadirkannya blog ini, nantinya tulisan-tulisan yang di posting di blog adalah tulisan-tulisan para kader yang dikirim perbulannya baik yang fiksi maupun non fiksi. tulisan-tulisan yang telah di kirimkan akan di seleksi dan tulisan yang terbaik akan diberi penghargaan di akhir pengurusan nanti. Mau tahu penghargaan apa? buruan kirimkan karya-karya hebatmu. Selain itu blog ini juga akan memposting liputan-liputan agenda Fkii baik itu seminar, talk show, maupun kunjungan atau silaturahmi yang akan diadakan oleh Fkii.dan juga info seputar dunia islam, tips-tips, resensi buku yang nantinya akan di ambil dari sumber-sumber blog yang terpecaya, terkini, dan terbukti. Ikuti terus postingan-postingan terkini yang akan kami hadirkan. Jangan sampai absen ya dan jangan lupa tinggalkan coment.
Semangat Pagi!!!
Tim Redaksi
(Humas Fkii ASY-SYAMS)
[ Read More ]